Rabu 27 May 2020 11:21 WIB

Lockdown Dilonggarkan, Warga AS Habiskan Uangnya untuk Ini

Ternyata, warga AS tak sabar habiskan uangnya untuk sejumlah hal usai lockdown.

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Nora Azizah
Ternyata, warga AS tak sabar habiskan uangnya untuk sejumlah hal usai lockdown (Foto: ilustrasi belanja)
Foto: www.freepik.com
Ternyata, warga AS tak sabar habiskan uangnya untuk sejumlah hal usai lockdown (Foto: ilustrasi belanja)

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Begitu lockdown dilonggarkan, warga Amerika Serikat (AS) tidak sabar menghabiskan uangnya untuk sejumlah hal. Perusahaan CompareCards melakukan survei terhadap 1.000 orang AS terkait keinginan berbelanja mereka.

Lebih dari seperempat responden ingin makan di restoran. Sekitar 15 persen partisipan ingin bepergian untuk mengunjungi keluarga. Sejumlah peserta yang sama ingin ke salon untuk potongan rambut baru atau layanan manikur.

Baca Juga

Semua hal itu memang tidak bisa dilakukan di tengah lockdown akibat pandemi Covid-19. Kabar baiknya, berdasarkan survei, rata-rata individu menghemat 330 dolar AS (sekitar Rp 4,8 juta) selama di rumah saja.

Partisipan survei ingin menghabiskan uang yang berhasil dihemat itu begitu pandemi lewat. Sebanyak 20 persen merencanakan liburan, 10 persen ingin merenovasi rumah, dan ada 14 persen responden ingin membeli mobil baru.

Sebagian warga New York bahkan sudah mulai mengeluarkan uang. Sebagai pengalih perhatian dari kondisi tidak menentu, sejumlah orang membeli makanan mahal untuk memanjakan diri, seperti keju, cokelat, dan wine.

Kepala analis industri CompareCard, Matt Schulz, tidak terkejut dengan perilaku konsumtif tersebut. Dia pun memprediksi akan ada ledakan pengeluaran cukup besar yang mengikuti berakhirnya pandemi nanti.

"Keinginan untuk menghabiskan uang akan semakin besar," ujarnya. Pendapat itu senada dengan penasihat keuangan di Westchester, Carrie Rattle, yang mengatakan berbelanja bisa menenangkan diri dan mengalihkan pikiran.

Jackson Isaacson adalah salah satu warga yang lumayan konsumtif di tengah masa pembatasan sosial. Tenaga pemasaran berusia 27 tahun itu menghabiskan empat ribu dolar AS (sekitar Rp 58,92 juta) pada bulan pertama pandemi.

"Saya membeli karpet, meja kopi, pelapis dinding, cermin, dan tanaman. Saya bisa saja membeli meja kopi murah, tapi akhirnya memilih yang chic dan bagus dari West Elm karena saya menyukainya," kata dia.

Dari semua keinginan berbelanja tersebut, ada satu hal menarik dari hasil survei CompareCard. Hanya empat persen responden yang tertarik untuk mengurus keanggotaan gym, dikutip dari laman New York Post, Rabu (27/5).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement