Sabtu 30 May 2020 21:56 WIB

Pariwisata Cianjur Lumpuh, Ini Kata Pengelola Hotel dan Wisata

Pariwisata Cianjur Lumpuh, Ini Kata Pengelola Hotel dan Wisata

Rep: ayobandung.com/ Red: ayobandung.com
 Pariwisata Cianjur Lumpuh, Ini Kata Pengelola Hotel dan Wisata
Pariwisata Cianjur Lumpuh, Ini Kata Pengelola Hotel dan Wisata

CIANJUR, AYOBANDUNG.COM -- Sektor pariwisata di Kabupaten Cianjur lumpuh, sejak adanya kebijakan penutupan untuk menghindari penularan. Puncaknya saat libur Lebaran, tingkat hunian hotel hanya mencapai 3 persen.

Ketua PHRI Kabupaten Cianjur Nano Indrapraja, sektor pariwisata diambang kematian jika dalam kondisi pandemi Covid 19 tidak ada kebijakan yang bisa menghidupkan kembali.

“Sebagian besar sudah tidak ada bisnis hotel dan restauran, meski kita memahami dan mengerti kondisi pandemi Covid 19 seperti ini, tapi bukan berarti berdiam diri. Kita mengharapkan ada kebijakan dari pemerintah untuk menghidupkan kembali bisnis hotel dan restauran,” kata Nano Indrapraja SE pada Ayobandung saat dihubungi melalui telepon, Rabu (27/5/2020).

Nano mendukung pemberlakukan Pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di Kabupaten Cianjur sebagai antisipasi peningkatan penularan infeksi Covid 19. Tapi, pihaknya ingin tetap diizinkan beroperasi dengan tetap menjalankan protokol kesehatan.

Pemerintah sudah mengeluarkan kebijakan mempersilahkan wisatawan yang akan berkunjung ke Cianjur, tetapi dengan sejumlah catatan di antaranya dilakukan pemeriksaan sesuai protokol kesehatan diperbatasan. Pihak hotel juga menjalankan pembatasan jarak, memakai masker, menyediakan handsanitizer dan minimal harus menginap minimal 14 hari.

AYO BACA : Dampak Covid-19, Ribuan Pekerja Wisata di Cianjur Menganggur

“Sudah saya mengeluarkan kebijakan untuk setiap wisatawan dari luar kota maupun luar negeri silahkan masuk ke Cianjur, tapi harus mengikuti protokol kesehatan dan minimal menginap 14 hari,” ujar Plt Bupati Cianjur Herman Suherman pada Ayobandung.com saat dihubungi melalui telepon, Rabu (27/5/2020).

Kebijakan tersebut membuat setitik harapan bagi pemilik maupun pengelola hotel, restauran maupun tempat wisata. Namun kenyataannya tidak terlalu membantu, terutama kebijakan 14 hari menginap. Pada saat libur lebaran saja, tingkat hunian rata-rata hanya 3 persen. Begitu pula wisatawan ada yang disuruh balik apapun alasannya, karena disamakan sebagai pemudik maupun pulang kampung.

HRD Manager Hotel Bukti Indah, Syamsudin Badra mengaku kebijakan itu membuat secercah harapan, tapi seiringnya waktu ternyata kondisinya sama saja seperti kondisi sebelumnya.

“Setelah ada kebijakan dipersilahkan dengan syarat minimal harus menginap 14 hari, saya langsung menghubungi member hotel yang sebagian besar berasal dari Jakarta. Tapi, tidak ada satupun yang tertarik dengan penawaran tersebut,” tuturnya.

Syamsudin mengutarakan beberapa keinginan yang bisa jadi solusi, yakni dilakukan rileksasi, benar-benar dilonggarkan masuk ke Cianjur dengan tetap menjalankan prtokol kesehatan dan memberikan pinjaman lunak dari pemerintah, minimal untuk membayar biaya rutin bulanan seperj listrik, air dan lain-lainnya.

AYO BACA : Destinasi Wisata Cianjur Ditutup 2 Pekan

“Pinjaman lunak ini pernah diberikan pemerintah terhadap pelaku pariwisata pada 1998 saat krisis ekonomi, kalau memang bisa dilakukan akan sangat membantu,” pintanya.

Joni Efriadi pemilik cottage, restauran dan wisata alam The Jhons mendukung pemerintan dalam penanganan pandemj Covid 19, karena nyawa manusia lebih penting dari segalanya. Tapi hingga kini belum bisa ditentukan sampai kapan kondisi seperti ini, karena sektor wisata ini harus bisa berjalan demi jalannya roda perekonomian di Cianjur.

“Saya mendukung penuh kebijakan pemerintah dalam percepatan penanganan Pandemi Covid 19, tapi saya minta kebijakan yang lebih lentur dalam menangani kondisi pariwsata di Cianjur yang diambang kematian,” terangnya.

Kebijakan wisatawan dari luar kota bisa berkunjung ke Cianjur dengan catatan harus menginap minimal 14 hari, Joni kurang setuju, karena tidak bisa mengukur secara pasti kemampuan keuangan seseorang untuk menginap selama itu.

“Tidak bisa lah memaksa pengunjung untuk menginap 14 hari, karena kemampuan seseorang itu berbeda-beda. Saya berharap ada kebijakan untuk membuka kembali tempat wisata, tapi dengan catatan tetap menjalankan protokol kesehatan yang sudah ditetapkan pemerintah,” tegasnya.

Jika pemerintah membuat kebijakan dibuka kembali sektor wisata dengan menjakankan protokol kesehatan, Joni yakin roda perekonomian di Kabupaten Cianjur akan berjalan. “Dampak terhadap ekonomi lokal akan terlihat dan berangsur-angsur akan pulih,” tandasnya.

AYO BACA : Hotel di Cianjur Ajukan Keringanan Hingga Penghapusan Pajak saat Wabah Covid-19

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ayobandung.com. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ayobandung.com.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement