Ahad 31 May 2020 13:55 WIB

AKB di Jabar Disertai Rapid Test Mobile

Rapid test mobile saat ini tengah dilakukan di sejumlah daerah level kuning.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Agus Yulianto
Mobile Laboratory saat tes diagnostik cepat (rapid test) covid-19.
Foto: Antara/Muhammad Iqbal
Mobile Laboratory saat tes diagnostik cepat (rapid test) covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pelaksaaan adaptasi kebiasaan baru (AKB) atau new normal di 15 daerah di Jawa Barat akan dibarengi dengan pengetesan Covid-19.Bahkqn, kata Gubernur Jabar Ridwan Kamil, pihaknya tetap akan melakukan pengawasan yang ketat terkait potensi penyebaran Covid-19 saat pelaksanaan AKB yang akan efektif berjalan Senin (1/6) besok. 

“Kami akan melakukan pengetatan pengawasan, kami akan merilis ambulance yang didalamnya ada alat rapid test,” ujar Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil di Bandung, Ahad (31/5).

Menurut Emil, rapid test mobile sendiri saat ini tengah dilakukan di sejumlah daerah yang level kewaspadaanya berwarna kuning seperti Kota Cimahi. Petugas melakukan pengetesan pada para pengunjung yang hendak memasuki pusat perbelanjaan di Kota Cimahi.

Rapid test mobile tersebut, kata dia, selanjutnya akan hadir di daerah yang menerapkan AKB khususnya di sejumlah tempat yang berpotensi melahirkan kerumunan seperti pertokoan dan pusat perbelanjaan. “Kami akan melakukan test pada pengunjung, ini cara kami memastikan AKB tidak menghilangkan kewaspadaan,” katanya.

Upaya Jabar untuk terus waspada terkait penyebaran, kata dia, akan lebih efektif lagi mengingat alat test produksi lokal mulai dihasilkan oleh BUMN dan kampus dalam waktu dekat. “PCR produksi Biofarma sudah tersedia, Rapid Test yang berkualitas buatan ITB-Unpad sudah tersedia meskipun terbatas,” katanya.

Dengan rutinnya melakukan pengetesan dan pelacakan, kata dia, pihaknya meminta para kepala daerah yang sudah berstatus zona biru tidak terkejut jika sewaktu-waktu ada kenaikan angka positif atau reaktif Covid-19. 

Daerah yang berstatus biru kemudian ditemukan angka yang mengalami kenaikan maka penerapan AKB akan berganti menjadi penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) kembali. 

“Saya bilang kepada wali kota dan bupati jangan senang dulu, kalau tidak waspada, kalau tidak bertahap, level menurun. Maka, dijaga perbatasan dan kedisiplinan," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement