Rabu 03 Jun 2020 09:26 WIB

Legislator: New Normal di Jakarta adalah Sebuah Keniscayaan

Legislator mengatakan new normal di Jakarta adalah sebuah keniscayaan.

Rep: Febrianto Adi Saputro/ Red: Bayu Hermawan
Petugas melakukan pengecekan kepada pengendara dengan plat nomor luar daerah yang melintasi Check Point PSBB di kawasan Kalimalang, Jakarta.
Foto: Prayogi/Republika
Petugas melakukan pengecekan kepada pengendara dengan plat nomor luar daerah yang melintasi Check Point PSBB di kawasan Kalimalang, Jakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) jilid 3 Provinsi DKI Jakarta akan berakhir pada Kamis (4/6) besok. Anggota Komisi IX DPR Rahmad Handoyo menilai, kembali diperpanjang atau tidaknya PSBB, penerapan kebijakan tatanan kenormalan baru (new normal) di Jakarta adalah sebuah keniscayaan.

"Ada PSBB atau tidak PSBB, new normal itu kewajiban, keniscayaan dan keharusan, karena budaya baru, budaya perilaku baru, sesuatu hal yang baik saya kira harus kita galakkan dan kita persiapkan," kata Rahmad melakui pesan WhatsApp dengan Republika.co.id, Rabu (3/6).

Baca Juga

Menurutnya, Pemprov DKI Jakarta harus menyiapkan penerapan new normal dengan sebaik-baiknya. Mulai dari bagaimana penerapan new normal di lingkungan kerja, membiasakan masyarakat untuk cuci tangan, hindari kerumuman, memakai masker, serta menjaga jarak. 

"Saya berharap, ada perpanjangan atau tidak, Pemda Jakarta harus mempersiapkan dengan baik pelaksanaannya new normal seperti apa yang telah dibuat oleh Kementerian Kesehatan," ujarnya.

Politikus PDIP itu juga meminta agar keputusan diperpanjang atau tidaknya PSBB di Jakarta dilakukan berdasarkan atas evaluasi PSBB yang telah dilakukan selama ini. Ia berharap pemerintah DKI Jakarta tidak hanya mempertimbangkan jumlah penyebaran setiap harinya dalam memutuskan menyetop atau memperpanjang PSBB, tetapi juga perlu memperhatikan tingkat kedisiplinan masyarakat selama ini. 

"Ingat bahwa Jakarta itu wilayah sumber ekonomi di daerah-daerah Jabodetabek, jadi tidak sebatas pada jumlahnya tapi juga kedisiplinannya, bagaimana perbedaan antara sebelum dan sesudah PSBB," katanya.

Selain itu ia juga menekankan pentingnya kerjasama yang lebih erat antara pemerintah DKI Jakarta dengan pemerintah pusat. Jangan sampai memunculkan anggapan di publik bahwa kebijakan tersebut berjalan sendiri-sendiri.

"Saya kira kalau kita semua bersama-sama bergotong-royong melawan pengendalian corona, niscaya bahwa kita akan menang melawan perang covid-19. Kuncinya adalah kerja sama yang solid, dan disiplin yang tinggi terhadap seluruh masyarakat di DKI," ucapnya. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement