Kamis 04 Jun 2020 09:05 WIB

Perceraian di Arab Saudi Meningkat Selama Pandemi Corona

Selama corona, percerian meningkat hingga 5 persen.

Pasangan suami isteri di Arab Saudi
Foto: saudigazette
Pasangan suami isteri di Arab Saudi

RIYADH -- Ketika Kerajaan Arab Saudi memerangi virus corona yang mematikan dengan mengambil langkah-langkah ekstrem seperti lockdown, jam malam, dan karantina rumah tangga, masalah pernikahan dan perceraian telah menjadi pusat perhatian. Seperti dilansir Saudigazette dengan mengutip Gulf News yang berbasis di Dubai mengutip angka resmi Saudi yang mengatakan bahwa 13 ribu pernikahan diresmikan di kerajaan pada bulan Februari 2020. Jumlah ini meningkat 5 persen dari pernikahan yang dilakukan pada bulan yang sama tahun lalu.

Sebaliknya, jumlah tindakan perceraian untuk bulan yang sama adalah 7.482. Gulf News mengutip statistik di portal elektronik Kementerian Kehakiman Saudi. Bila hal ini terjadi, berarti peningkatan 30 persen dalam permintaan perceraian yang melaluinya seorang wanita dapat menceraikan suaminya seperti diatur dalam Islam. Hal ini dilakukan dengan mengembalikan mahar atau sesuatu yang lain yang dia terima dari suaminya. Selain seorang wanita juga dapat meminta pembatalan tanpa kompensasi jika dia membuktikan bahwa dia telah dirugikan oleh suaminya.

Statistik menunjukkan 45 persen dari total pernikahan dibuat di Makkah dan Riyadh. Di antara kasus-kasus tersebut adalah dokter wanita, komunitas wanita, dan karyawan yang dipaksa untuk meminta pembatalan pernikahan mereka setelah mereka menemukan suami mereka menikahi wanita lain secara rahasia semperti sempat ditulis menurut Arab Okaz.

Pandemi, karantina rumah, dan jam malam berkontribusi untuk mengungkap apa yang disembunyikan. Penasihat keluarga pengadilan mencoba menjembatani keretakan antara pasangan yang jauh dari sesi pengadilan untuk melindungi keluarga.

The Gulf News mengutip Talal Muhammad al-Nashiri, seorang pekerja sosial dan kepala Asosiasi Terapi Jeddah, yang mengatakan bahwa hubungan perkawinan berbeda dari satu orang ke orang lain. Mereka menjadi lebih koheren dan lebih kuat ketika ancaman eksternal terhadap individu, keluarga, atau masyarakat terjadi.

"Kami mengamati kohesi anggota masyarakat dan solidaritas mereka dalam menghadapi penyakit, epidemi, dan bencana, dan inilah sifat manusia yang bersatu dan menunjukkan kohesi yang lebih besar terhadap pengaruh eksternal. Kami juga mengamati sebagian besar anggota masyarakat yang menerapkan isolasi dan peduli terhadap keselamatan anggota keluarga dan masyarakat," katanya.

Dari sudut pandang ini, ia menambahkan, isolasi memperkuat hubungan keluarga dan meningkatkan ikatan keluarga dengan partisipasi mereka dalam semua masalah kehidupan keluarga. Jumlah kontrak pernikahan yang dibuat setiap hari di pengadilan Saudi berkisar antara 285 dan 938 sebelum krisis virus corona.

Di sisi lain, jumlah tindakan perceraian untuk Februari mencapai 7.482. Sebesar 52 persen dari total tindakan perceraian dilakukan di Makkah dan Riyadh. Sementara itu, jumlah tindakan perceraian yang dilakukan setiap hari di seluruh kerajaan berkisar antara 163 dan 489 sebelum pandemi corona, sedangkan jumlah tindakan perceraian bulanan berkisar antara 3.397 dan 7.693 selama 12 bulan terakhir.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement