Jumat 05 Jun 2020 06:22 WIB

Paus Fransiskus Kecam Rasisme dan Kekerasan di AS

Paus Fransiskus berdoa mendesak rekonsiliasi nasional di AS

Rep: Giada Zampano/ Red: Elba Damhuri
Paus Fransiskus menyampaikan pesannya terkait masalah rasial dan kekerasan di Amerika Serikat
Foto: EPA-EFE/ANDREAS SOLARO/POOL
Paus Fransiskus menyampaikan pesannya terkait masalah rasial dan kekerasan di Amerika Serikat

REPUBLIKA.CO.ID, ROMA -- Pemimpin umat Katolik Paus Fransiskus mengutuk rasisme dalam bentuk apapun dalam pidatonya Rabu, protes atas kematian George Floyd terus mengguncang Amerika Serikat.

Paus juga mengingatkan para pendengarnya bahwa kekerasan itu merusak diri sendiri.

Dalam sambutannya kepada umat berbahasa Inggris di pidato umum mingguannya, Paus secara khusus berbicara kepada warga Amerika Serikat.

"Saya telah menyaksikan dengan penuh keprihatinan keresahan sosial yang mengganggu di negara Anda dalam beberapa hari terakhir, setelah kematian tragis Tuan George Floyd," ungkap dia.

"Kita tidak bisa mentolerir atau menutup mata terhadap rasisme dan pengucilan dalam bentuk apa pun, tetapi harus mempertahankan kesucian setiap kehidupan manusia," lanjut Paus.

Dia mengutip pernyataan Uskup Agung José Gomez dari Los Angeles, presiden Konferensi Uskup Katolik Amerika Serikat (USCCB), yang mengecam kekerasan di beberapa aksi protes.

“Pada saat yang sama, kita harus menyadari bahwa kekerasan belakangan ini merusak dan menghancurkan diri sendiri. Tidak ada yang diperoleh dengan kekerasan dan begitu banyak yang hilang,” tutur dia.

Paus mengatakan dia bergabung dengan Gereja di Saint Paul dan Minneapolis dan di seluruh AS dalam doa untuk ketenangan jiwa George Floyd dan orang-orang lain yang kehilangan nyawa mereka karena rasisme.

Dia juga meminta warga Amerika memohon kepada Tuhan untuk rekonsiliasi nasional dan perdamaian yang didambakan.

AS telah menghadapi protes keras sejak pekan lalu, ketika sebuah video beredar memperlihatkan polisi, Derek Chauvin, menekan lututnya ke leher Floyd selama 8 menit dan 46 detik meskipun dia mengeluh tidak bisa bernapas.

Permohonan itu berakhir ketika Floyd tampak kehilangan kesadaran, tetapi Chauvin terus mempertahankan posisinya.

Floyd kemudian meninggal tak lama setelah dibawa ke rumah sakit.

Chauvin dipecat dan didakwa melakukan pembunuhan tidak disengaja dan pembunuhan tingkat tiga.

Sebuah otopsi independen pada Senin menemukan fakta bahwa Floyd terbunuh karena sesak napas akibat tekanan yang berkelanjutan.

Presiden AS Donald Trump menghadapi kritik dari para pemimpin Kristen karena menggunakan simbol-simbol agama selama penampilan publik dan kesempatan berfoto.

Setelah konferensi pers di Gedung Putih pada Senin, Trump melakukan kunjungan mendadak ke Gereja Episkopal St. John yang bersejarah dengan berjalan ke gereja setelah polisi menggunakan gas air mata dan granat setrum untuk membubarkan para pengunjuk rasa.

 

https://www.aa.com.tr/id/dunia/paus-fransiskus-kecam-rasisme-kekerasan-di-as/1864950

sumber : Anadolu Agency
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement