Ahad 07 Jun 2020 04:08 WIB
Edisi Syawal

Abdurrahman bin Auf yang Dijamin Masuk Surga

Salah satu sahabat yang dijanjikan surga adalah Abdurrahman bin Auf.

Rep: Zainur Mahsir Ramadhan/ Red: Muhammad Hafil
Abdurrahman bin Auf yang Dijamin Masuk Surga. Foto: Ilustrasi Sahabat Nabi
Foto: MgIt03
Abdurrahman bin Auf yang Dijamin Masuk Surga. Foto: Ilustrasi Sahabat Nabi

REPUBLIKA.CO.ID, MAKKAH --  Dua hari setelah Abu Bakar RA masuk dan berbaiat untuk memahami Islam, sahabatnya, Abdurrahman bin Auf RA juga melakukan langkah serupa. Hingga kelak, kedua sahabat itu menjadi dua dari delapan orang awal yang dijanjikan masuk surga atau dikenal sebagai Assabiqunal Awwalun.

Sejarah mencatat, Abdurrahman bin Auf merupakan sahabat Rasulullah SAW yang kaya raya dan terkenal akan kegemarannya untuk bersedekah di jalan Allah SWT. Jika menilik ke belakang, tentu saja hal tersebut tak jauh dari didikan ayahnya, Auf bin Abd Auf, tentang menepati janji dan mencintai sesama. Hingga nilai bijaksana, setia, dermawan terus melekat padanya ketika beranjak dewasa.

Baca Juga

Dalam suatu kisahnya yang terkenal, Madinah, yang tampak tenang saat itu mendadak ramai, warga dan para pedagang berlarian menuju jalan. Rupanya, kafilah Abdurrahman bin Auf dengan 700 ekor untanya lengkap dengan dagangan memasuki Madinah, untuk disumbangkan.

Singkat cerita, Ummul Mukmin Aisyah Rha yang saat itu sedang menyampaikan hadist-hadist Rasulullah teringat hadist yang menerangkan bin Auf, dia berkata; “Semoga Allah melimpahkan berkah-Nya bagi Abdurrahman dengan baktinya di dunia, serta pahala yang besar di akhirat nanti. Aku pernah mendengar Rasul SAW bersabda bahwa Abdurrahman bin Auf akan masuk surga sambil merangkak.”

Mendengar hal tersebut, seorang sahabat berlari kencang mencari Abdurrahman bin Auf untuk menyampaikan kabar gembira itu. Hingga akhirnya Abdurahman bin Auf menemui Aisyah RA dan bertanya “Wahai Ibunda, apakah Ibunda mendengar sendiri ucapan itu dari Rasulullah?” Jawab Aisyah, “Ya, aku mendengar sendiri.”

Mendengar hal tersebut, Abdurrahman bin Auf kegirangan sambil berkata “Wahai Ibunda, saksikanlah, seluruh unta lengkap dengan barang dagangan di punggungnya masing-masing, aku dermakan untuk fisabilillah.”

Dalam cerita tersebut, diilustrasikan bahwa Abdurrahman bin Auf tidak merangkak karena sulitnya memasuki surga. Sebaliknya, ia sangat dekat dengan surga, sehingga ia tak perlu lagi berjalan dan hanya perlu merangkak saja.

Mengutip buku The Great Sahaba karangan Rizem Aizid, Abdurrahman bin Auf yang lahir tepat sepuluh tahun setelah tahun gajah itu, menjadikan sifat dan sikap dermawan ajaran ayahnya menjadi tuntunan.

Bahkan, dalam buku tersebut disebut juga bahwa setelah masuk Islam, segala sikap Abdurrahman bin Auf itu menjadikannya semakin dekat dengan Rasulullah. Terlebih, ketika ia rela berkoban demi agama dan Allah SWT.

Pria yang berfisik gagah dan tampan itu memiliki kulit kemerah-merahan, rambut hitam tak beruban dan tangan serta jari yang besar. Ketika berjalan, ia kerap terlihat sedikit pincang, karena cacat pada kaki yang diperoleh saat jihad di jalan Allah pada Perang Uhud.

Mendapat perlakuan tak mengenakan dari kaum Quraisy, hijrah juga dilakukannya atas seizin Rasulullah. Tak berselang lama, ia Bersama sahabat lainnya hijrah ke Habsyah. Peristiwa itu terjadi pada saat Rasulullah SAW diutus pada tahun ke-5 nya.

Namun demikian, Abdurrahman bin Auf tak bisa bertahan lama di daerah tersebut. Panggilan hatinya menyerukan untuk kembali ke Makkah dan membantu Rasulullah SAW dalam menyebarkan Islam.

Selang beberapa waktu, ia kembali mengikuti hijrah ke Madinah. Hingga akhirnya ia hidup bahagia.

Selain membantu menyebarkan Islam, ia juga menjadi pengawal setia Rasulullah. Meskipun, di luar kehidupannya yang lain, ia merupakan pengusaha sukses dengan usaha dagangnya.

Hasil yang dihasilkan dari pekerjaan yang disukainya itu, tak lantas menjadikannya sombong atau berdiam dan menikmati kekayaanya. Sebaliknya, ia memanfaatkan rezeki dari Allah SWT dengan percaya pada jaminan Allah.

Lebih jauh, mengutip buku Kisah 10 Pahlawan Surga karya Abu Zaein, pada awalnya, Abdurrahman bin Auf memiliki nama Abd Amr bin Abd Auf bin Al-Harits, yang berasal dari keturunan Bani Zuhrah (keturunan paman Rasulullah dari pihak ibu).

Setelah mengatakan kesanggupannya berjalan di jalan Allah, Nabi Muhammad SAW berkata padanya untuk mengganti nama.

“Gantilah namamu dengan Abdurrahman.”. Mendengar perkataan itu ia bergembira, hingga mulai saat itu dikenal lah nama Abdurrahman bin Auf, pedagang sukses sahabat nabi yang memperjuangkan Islam hingga akhir hayatnya di usia ke-75 tahun.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement