Ahad 07 Jun 2020 13:10 WIB

Pengamat: 99,9 Persen Prabowo akan Maju Jadi Capres

Ada empat alasan mengapa Prabowo kemungkinan bakal maju menjadi capres.

Rep: Arif Satrio Nugroho/ Red: Teguh Firmansyah
Menteri Pertahanan Prabowo Subianto.
Foto: Republika/Prayogi
Menteri Pertahanan Prabowo Subianto.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Isu pencapresan Prabowo Subianto untuk 2024 kembali berembus setelah ia disetujui kembali menjabat sebagai ketua umum Gerindra. Isu tersebut diprediksi bakal menjadi kenyataan meski kesuksesannya tetap diragukan.

"Hampir 99,9 persen Prabowo akan maju jadi capres lagi di 2024," kata Direktur Indonesia Political Review (IPR) Ujang Komaruddin saat dihubungi Republika.co.id, Ahad (7/6).

Baca Juga

Ujang menyebut, ada beberapa faktor yang membuat Prabowo tampak ingin dan berpeluang maju lagi. Pertama, Prabowo terpilih menjadi ketum Gerindra. Dengan menjadi ketua umum, Ujang menilai, Prabowo lebih mudah melangkah sebagai capres. "Karena jika dipegang oleh kader lain maka akan kesulitan dalam memuluskan langkahnya menuju 2024. Karena bisa saja kader lain itu berkeinginan juga jadi capres," kata dia.

Kedua, Pilpres 2024 tak memiliki calon pejawat atau incumbent. Presiden saat ini, Jokowi, tak bisa maju lagi. Dengan peluang itu, Ujang menilai, Prabowo bisa merasa memiliki peluang dan percaya diri. "Karena lawan-lawannya muka-muka baru di Pilpres 2024," kata pengajar politik Universitas al-Azhar itu.

Ketiga, Ujang melanjutkan, rasa penasaran Prabowo yang sudah tiga kali maju di arena pilpres dan tiga kali juga gagal sehingga hal ini dinilai masih mendorong Prabowo maju sebagai capres. "Nah, rasa penasaran itu akan dituntaskan di 2024," kata Ujang.

Keempat, Ujang menambahkan, tak ada aturan yang melarang dia untuk maju menjadi capres. Karena itulah, Prabowo sebagai politisi akan mengambil peluang itu untuk maju. "Maju di Pilpres 2024 iya. Tapi, soal menang atau kalah itu soal takdir Tuhan dan soal dukungan rakyat," ujarnya.

Sementara itu, Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting Pangi Syarwi Chaniago meragukan Prabowo bakal berhasil jika nekat melaju kembali sebagai capres. "Bagi saya bisa saja Prabowo ini sudah tidak relevan lagi karena dia adalah tokoh lama, yang saya katakan tokoh usangla. Narasi yang dibawa adalah narasi yang lama," kata Pangi pada Republika.co.id, Ahad (7/6).

Pasalnya, menurut dia, ada anggapan bahwa Prabowo telah mengkhianati amanat rakyat. Publik sudah mempertanyakan sikap Prabowo yang justru bergabung dalam kekuatan rezim Joko Widodo sebagai menteri pertahanan. "Padahal, rakyat memilki harapan besar pada Prabowo dan Gerindra sebagai bagian besar oposisi," ujar pengajar politik UIN Syarief Hidayatullah itu.

Survei Indobarometer pada Januari 2020 lalu menghasilkan sejumlah nama yang dianggap sebagai capres terkuat untuk 2024. Nama-nama yang muncul di antaranya Prabowo Subianto, Anies Baswedan, dan Sandiaga Uno. Prabowo masih menjadi yang terkuat saat itu.

Ketua Umum Partai Gerindra itu masih menjadi capres terkuat berdasarkan simulasi 22 nama. Dukungan publik tertinggi jatuh kepada Prabowo Subianto sebesar 22,5 persen, disusul Anies Baswedan 14.3 persen, Sandiaga Salahuddin Uno 8,1 persen, Ganjar Pranowo 7, 7 persen, dan Tri Rismaharini 6, 8 persen. "Keunggulan Prabowo tersebut terjadi jika Jokowi tidak ikut lagi bertarung di Pilpres 2024," kata Direktur Eksekutif Indo Barometer, M Qodari.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement