Ahad 07 Jun 2020 17:41 WIB

Erdogan Longgarkan Lockdown, Warga Turki Nikmati Akhir Pekan

Erdogan mengingatkan Corona masih mengancam, warga harus tetap jaga jarak.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Teguh Firmansyah
Taman di Turki mulai dibuka setelah pelonggaran pembatasan
Foto: EPA
Taman di Turki mulai dibuka setelah pelonggaran pembatasan

REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL -- Warga Turki berbondong-bondong pergi ke luar rumah untuk menghabiskan akhir pekan setelah Presiden Tayyip Erdogan melonggarkan lockdown. Kafe, restoran, dan fasilitas publik lainnya telah dibuka kembali pada Senin lalu karena tingkat infeksi virus Corona telah melambat.

Sebelumnya, Erdogan sempat akan mempertahankan kebijakan lockdown selama akhir pekan di sejumlah kota-kota besar. Namun, kebijakan ini dibatalkan dan warga Turki bisa menikmati akhir pekan di luar rumah.

Baca Juga

Pada Sabtu (6/6), sejumlah warga membanjiri pantai di Istanbul. Sementara, ratusan orang tampak mengantre untuk memasuki taman. Tampak pula beberapa orang membeli es krim karena cuaca mulai menghangat.

"Terakhir kali saya berada di sini adalah 70 hari yang lalu. Saya selalu datang ke sini untuk memancing, tetapi sejak wabah (virus korona), kita harus melindungi diri sendiri," ujar seorang warga, Gulay Cevik yang sedang memancing di distrik Eminonu.

Sementara itu, warga lainnya, Cevdet Akaydan sedang berenang bersama teman-temannya di sebuah pantai di Istanbul barat. Dia sangat senang karena akhirnya bisa kembali berkumpul dengan teman-temannya setelah menjalani lockdown selama lebih dari dua bulan. "Ini sangat bagus, sulit untuk menjelaskannya dengan kata-kata," ujar Akaydan.

Erdogan memperingatkan bahwa infeksi virus Corona masih mengancam dan kemungkinan datangnya gelombang kedua. Dia mengimbau kepada seluruh warga agar tetap mematuhi perintah untuk menjaga jarak dan mengenakan masker di tempat-tempat umum.

Pada Jumat , Turki mencatat 930 kasus baru setelah sebelumnya turun di angka 786. Sejauh ini angka kematian akibat virus korona mencapai 4.648 dengan total infeksi sebesar 168.340.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement