Senin 08 Jun 2020 15:56 WIB

Permabudhi: Peran Tokoh Agama Satukan Potensi Hadapi Pandemi

Semakin lama bila terlambat menangani kekacauan itu maka kesulitan untuk me-recovery.

Rep: Fuji E Permana/ Red: Muhammad Fakhruddin
Permabudhi: Peran Tokoh Agama Satukan Potensi Hadapi Pandemi (ilustrasi)
Foto: change.org
Permabudhi: Peran Tokoh Agama Satukan Potensi Hadapi Pandemi (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Ketua Pimpinan Pusat Persatuan Umat Buddha Indonesia (Permabudhi), Prof Philip K Wijaya menyampaikan ajaran Buddha mengajarkan tentang kebersihan hati, kebersihan lingkungan dan kebersihan perilaku. Ajaran Buddha juga mengajarkan menjaga keseimbangan alam semesta dan mendoakan semoga semua makhluk berbahagia.

"Artinya semua isi alam semesta ini seharusnya dalam keadaan yang harmonis, damai dan rukun," kata Prof Philip saat percakapan virtual para tokoh lintas agama tentang 'Tata Hidup Baru (The New Normal Life): Perspektif Agama-Agama' yang diselenggarakan Inter Religious Center (IRC) Indonesia pada Senin (8/6).

Ia mengatakan, Indonesia sedang dilanda oleh pandemi virus corona tau Covid-19. Seluruh dunia seketika menjadi gaduh dan panik. Terlepas dari segala kekurangan dan kemampuan setiap negara, tentu setiap negara punya pola dan cara untuk keluar dari kesulitan akibat panedmi ini.

Indonesia yang terkenal sebagai negara religius, tentu saja peran para tokoh agama sangat diharapkan. Supaya mereka bisa ikut berperan mempersatukan seluruh potensi yang ada di negeri ini untuk menghadapi pandemi.

Ketua Dewan Presidium IRC Indonesia ini menegaskan, peraturan pemerintah tanpa dukungan semua pihak pasti kekacauan akan terjadi. "Semakin lama bila terlambat menangani kekacauan itu maka kesulitan untuk me-recovery akan berlipat ganda sulitnya, baik dari sisi medis, ekonomi, sosial, agama, pendidikan dan hampir semua aspek kehidupan," ujarnya. 

Menurutnya, menyesuaikan dengan kondisi daerah masing-masing itu merupakan suatu kewajiban, karena setiap daerah mempunyai kondisi yang tidak sama. Setiap daerah mempunyai peraturan yang sedikit berbeda.

Maka komunikasi dengan para tokoh daerah juga diminta supaya bisa harmonis dan selaras dalam penanganan atau melawan pandemi Covid-19 ini. Seluruh umat tentu kangen untuk menjalankan ibadah seperti sedia kala. Para tokoh agama juga ingin segera berjumpa dengan umatnya.

"Tentu saja kita masih perlu mentaati tata cara new normal, sekalipun belum tentu new normal menjadi normal baru," ujarnya.

Percakapan virtual para tokoh lintas agama tentang 'Tata Hidup Baru (The New Normal Life): Perspektif Agama-Agama' yang diselenggarakan IRC Indonesia dihadiri banyak tokoh agama-agama. Diantaranya Ketua Kehormatan Presidium Inter Religious Center (IRC) Indonesia Prof Din Syamsuddin, Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Abdul Mu'ti, Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Marsudi Syuhud, dan Sekretaris Umum Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI) Pendeta Jacky Manuputty.

Kemudian ada Ketua Persatuan Umat Buddha Indonesia (Permabudhi) Prof Philip K Wijaya, Sekretaris Komisi HAK Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) Romo Agustinus Heri Wibowo, Tokoh Parisada Hindu Darma Indonesia (PHDI) dan Prajaniti Hindu Indonesia KS Arsana, Ketua Majelis Tinggi Agama Khonghucu Indonesia (Matakin) Budi S Tanuwibowo dan Sekretaris Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (Wantim MUI), Prof Noor Ahmad.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement