Selasa 09 Jun 2020 07:50 WIB

Jacinda Ardern, Anies, dan Catatan Sukses Melawan Covid

Jacinda Ardern dan Anies dinilai mampu menangani pandemi Covid-19 dengan baik.

Anies Baswedan dan Jacinda Ardern
Foto: republika
Anies Baswedan dan Jacinda Ardern

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Dwina Agustin, Puti Almas, Fergi Nadira, Gumanti Awaliyah, Erik Purnama Putra, Reuters

JAKARTA — Pandemi Covid-19 telah membuat dunia kelimpungan. Para pemimpin pemerintahan pun menjadi sorotan terhadap langkah dan gerak mereka dalam menangani pandemi ini.

Salah satu nama yang paling mendapat apresiasi dan tepuk tangan adalah Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern. Sejak Covid-19 mewabah di Selandia Baru pada akhir Februari, negara itu telah melaporkan 1.154 infeksi dan 22 kematian. Sejak itu Ardern berjanji akan menumpas penyebaran virus. Langkah pembatasan kegiatan yang diterapkan sedini mungkin berhasil menahan laju penyebaran dan korban.

Keputusan melepaskan pembatasan secara penuh membuat Selandia Baru menjadi salah satu negara pertama di dunia yang kembali ke normalitas prapandemi. Acara publik dan pribadi, industri ritel dan perhotelan, serta semua angkutan umum diizinkan untuk beroperasi tanpa aturan jarak sosial yang masih dilakukan negara lain.

Ardern mengumumkan bahwa kabinet telah setuju untuk menghapus hampir semua pembatasan virus yang tersisa dari tengah malam, kecuali aturan. Ia mengatakan bahwa acara publik dapat kembali diselenggaarakan tanpa batasan, seperti pernikahan dan pemakaman.

Pengumuman itu disambut dengan kegembiraan bagi seluruh warga Selandia Baru. Negara berpenduduk 5 juta orang itu kini juga menjadi yang pertama menyambut kembali aktivitas kehidupan yang normal, di antaranya dengan diizinkannya stadion olahraga dibuka, hingga acara konser musik digelar, dan tak ada lagi pembatasan tempat duduk di pesawat.

Mantan perdana menteri Helen Clark memuji langkah Ardern. Dia berkicau di Twitter. "Kepemimpinan yang jelas dan publik yang terlibat telah menghasilkan hasil ini.” Pemimpin negara berusia 39 tahun ini juga telah memenangkan pujian global atas kepemimpinannya selama pandemi.

Ardern menjadi salah satu pemimpin negara yang dengan tegas memberlakukan aturan pembatasan dengan ketat pada awal kasus Covid-19 mewabah di Selandia Baru. Ketika baru terkonfirmasi kurang dari 30 kasus, negara langsung mengambil kebijakan lockdown atau karantina wilayah dengan cepat dan komprehensif.

Lalu, bagaimana dengan Indonesia? Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI juga dianggap berhasil dalam penanganan pandemi Covid-19. Karena itu, Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan diundang untuk menghadiri virtual meeting 'The Mayoral Meeting Cities Against Covid-19 (CAC) Global Summit 2020' pada 2 Juni lalu. Dengan mengusung tema 'Together We Stand', Anies berbicara di depan 40 gubernur dan wali kota di seluruh dunia.

Dikutip dari prnewswire.com, global summit atau konferensi tingkat tinggi (KTT) yang mencakup 15 sesi ini berlangsung pada 1-5 Juni 2020. Para ahli global di bidang perawatan kesehatan, pendidikan, teknologi informasi, dan lingkungan berbagi informasi mendalam tentang tanggapan dan solusi untuk penanganan Covid-19. Semua program yang dipaparkan pemateri dilengkapi dengan interpretasi simultan dalam bahasa Inggris.

Adapun Anies kebagian sesi presentasi pada 2 Juni, yang diawali dengan pidato pembukaan Wali Kota Seoul Park Won-Soon selaku tuan rumah. Acara tersebut diikuti Gubernur Maryland (AS) Larry Hogan, Wali Kota Moskow (Rusia) Sergei Sobyanin, Wali Kota London (Inggris) Sadiq Khan, dan Wali Kota Budapest (Hungaria) Gergely Karácsony.

Selain itu, wali kota Istanbul (Turki), Teheran (Iran), Tel Aviv (Israel), Buenos Aires (Argentina), Vancouver (Kanada), Chongqing (China), dan New Delhi (India) ikut berbagi penanganan Covid-19 di wilayahnya masing-masing. Setelah diskusi, sesi dilanjutkan dengan 'Deklarasi Seoul' yang diikuti seluruh peserta.

Sebelum menyilakan Anies berbicara, dalam video di akun Youtube Pemprov DKI, moderator mengatakan bahwa contoh dari Gubernur Anies Baswedan pada Mei dapat dikatakan sebagai bulan terberat untuk provinsi terbesar keempat di Asia Tenggara dalam menangani pandemi Covid-19. "Namun, Jakarta tampaknya telah berhasil mengubah keadaan dengan jumlah kasus yang terus menurun setelah melewati puncaknya pada pertengahan Mei. Bapak Gubernur tampaknya Anda memiliki bahan paparan yang telah dipersiapkan. Jika (Anda) sudah siap, saya akan memberikan kesempatan kepada Anda untuk berbicara sekarang,” kata moderator.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement