Kamis 11 Jun 2020 22:18 WIB

10 Pedagang Positif Covid-19, Gresik Tutup Pasar Krempyeng

Penutupan pasar akan dilakukan selama satu pekan.

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gresik, Jawa Timur, menutup dan menghentikan aktivitas pasar rakyat atau Pasar Krempyeng di Jalan Gubernur Suryo (Foto: ilustrasi pasar tradisional)
Foto: ANTARA/RENO ESNIR
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gresik, Jawa Timur, menutup dan menghentikan aktivitas pasar rakyat atau Pasar Krempyeng di Jalan Gubernur Suryo (Foto: ilustrasi pasar tradisional)

REPUBLIKA.CO.ID, GRESIK -- Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gresik, Jawa Timur, menutup dan menghentikan aktivitas pasar rakyat atau Pasar Krempyeng di Jalan Gubernur Suryo. Penutupan dilakukan setelah adanya temuan pasien positif COVID-19.

Juru Bicara Satgas Percepatan Penanganan COVID-19 Gresik, drg Saifudin Ghozali di Gresik, Kamis (11/6), mengatakan, temuan jumlah pasien positif di pasar tersebut tercatat mencapai 10 pedagang. Ia mengatakan, penutupan pasar yang juga pusat ekonomi rakyat di Kabupaten Gresik itu dilakukan sementara, yakni selama tujuh hari terhitung mulai 11-18 Juni 2020.

Baca Juga

"Penutupan ini untuk memutus mata rantai penyebaran COVID-19 di wilayah ini," kata Saifudin yang juga menjabat Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Gresik itu.

Ia mengatakan, dengan tambahan pasien positif dari pasar itu, total jumlah terkonfirmasi hari ini naik drastis 19 pasien, masing-masing dari klaster Pasar Krempyeng, Klaster Surabaya, Tranmisis lokal dan sisanya masih dalam pendalaman. Saat ini, total pasien positif di Kabupaten Gresik kini mencapai 266 pasien, dengan rincian yang masih dirawat 196 pasien, sembuh 43 pasien, dan meninggal dunia 27 pasien.

"Meski hari ini ada tambahan pasien positif cukup tinggi 19 pasien, namun hari ini juga ada kabar baik yakni 4 pasien sembuh, masing-masing dari Kecamatan Kebomas 2 orang, dan sisanya dari Kecamatan Driyorejo dan Kecamatan Gresik," kata Saifudin.

Totak kasus Covid-19 di Gresik kini mencapai 343 pasien, dalam pengawasan 175 orang, selesai pengawasan 159 orang dan meninggal 9 orang. Selanjutnya Orang Dalam Risiko (ODR) mencapai 1.148 orang, ODR lepas pengawasan 1.111 orang dan orang tanpa gejala (OTG) tercatat 285 orang.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement