Jumat 12 Jun 2020 15:01 WIB

Masjid Niujie di Beijing Kembali Dibuka

Masjid Niujie dianggap sebagai salah satu masjid tertua dan paling penting di China.

Rep: Ratna Ajeng Tejomukti/ Red: Ani Nursalikah
Masjid Niujie di Beijing Kembali Dibuka. Warga melintas di halaman Masjid Niujie, di Beijing, China.
Foto: Antara/Zabur Karuru
Masjid Niujie di Beijing Kembali Dibuka. Warga melintas di halaman Masjid Niujie, di Beijing, China.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Masjid tertua di Beijing, China dibuka kembali untuk jamaah setelah meredanya virus corona di negara itu. Dilansir di Abna 24, Kamis (11/6) Masjid Niujie setiap hari dapat menampung jamaah dengan mendaftar sehari sebelumnya.

Masjid Niujie atau Masjid Beijing Cow Street adalah tempat ibadah Muslim kuno yang dianggap sebagai salah satu masjid tertua dan paling penting di China. Masjid ini pertama kali dibangun pada 996 selama Dinasti Liao dan direkonstruksi serta diperluas di bawah Kaisar Kangxi (1661-1722) dari Dinasti Qing.

Baca Juga

Masjid ini terletak di daerah Niujie di Distrik Xicheng Beijing, pusat ibadah bagi 10 ribu Muslim yang tinggal di sekitarnya. Kabar terbaru Beijing mengonfirmasi kasus corona pada Kamis (11/6) dilansir di Daily Sabah, Jumat (12/6), kasus Covid-19 kembali muncul pertama kali di ibu kota setelah hampir dua bulan tak ada kasus baru.

Menurut surat kabar partai resmi People's Daily, pasien itu, seorang pria berusia 52 tahun, memeriksakan diri ke sebuah klinik pada Rabu (10/6) karena demam. Pasien mengatakan dia tidak meninggalkan Beijing atau melakukan kontak dengan siapa pun yang bepergian dari luar negeri dalam dua pekan terakhir.

China melaporkan, lonjakan kecil pada kasus impor virus corona terkonfirmasi menjadi 11 kasus. Tidak ada kematian baru atau kasus penularan lokal dalam laporan Kamis.

Pejabat China mengatakan hanya 62 orang yang masih dalam pengobatan untuk Covid-19. Selain itu, 130 orang berada di bawah pengawasan dan tindakan isolasi untuk menunjukkan tanda-tanda penyakit atau tes positif untuk virus tanpa menunjukkan gejala, sebagai perlindungan terhadap mereka yang mungkin menyebar ke orang lain.

China melaporkan total 4.634 kematian akibat Covid-19. Angka ini tidak berubah dalam beberapa pekan, di antara 83.057 kasus yang tercatat sejak virus pertama kali terdeteksi di kota Wuhan akhir tahun lalu.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement