Sabtu 13 Jun 2020 13:47 WIB

BPBD Singkawang Ingatkan Masyarakat Waspada Karhutla

BPBD Singkawang mengingatlan masyarakat untuk mewaspadai karhutla.

Karhutla (ilustrasi)
Foto: Antara/Rony Muharrman
Karhutla (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SINGKAWANG -- Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Singkawang, Provinsi Kalimantan Barat, M Syafruddin mengimbau kepada masyarakat untuk selalu waspada dengan kebakaran hutan dan lahan (karhulta). Sebab, dalam sepekan terakhir Kota Singkawang diwarnai kondisi cuaca yang cukup panas.

"Hal itu tentunya sangat berpotensi terjadinya kebakaran hutan dan lahan. Untuk itu, kita imbau masyarakat jangan membakar lahan di sembarang tempat apalagi di lahan yang kering. Karena hal tersebut sangat berpotensi menimbulkan karhutla," katanya di Singkawang, Sabtu (13/6).

Baca Juga

Syafruddin menyarankan, jika terjadi lahan yang terbakar, masyarakat diminta untuk segera lapor RT, lurah, camat, BPBD dan Manggala Agni. Pihaknya bersyukur sampai hari ini belum ada kejadian kebakaran hutan maupun lahan di wilayah Kota Singkawang.

"Dan kita akan terus berupaya untuk meminimalisasi karhutladi Singkawang dengan melakukan patroli monitor ke daerah-daerah yang rawan terbakar," ujarnya.

Syafruddin mengajak masyarakat Singkawang untuk bersama-sama menjaga alam, hutan, gunung dan sungai sebagai sumber mata air. "Mari kita jaga alam, maka alam akan menjaga kita," ucapnya.

Kepala Daerah Operasi Manggala Agni SingkawangYuyu Wahyudin juga mengimbau ke masyarakat agar tidak membakar lahan dan membuang puntung rokok secara sembarangan. "Masyarakat juga diimbau turut aktif dalam kegiatan pencegahan karhutla dengan melaporkan kepada aparat desa/pihak berwajib apabila mengetahui adanya titik api atau pembakaran lahan serta disampaikan pula pesan tentang bahaya karhutla," katanya.

Dia berharap karhutla dapat ditekan sedini mungkin dengan rutin memberikan sosialisasi ke masyarakat. "Baik titik panas atau hotspot atau kejadian karhutla diharapkan nihil tahun 2020 ini, semoga bisa sampai akhir tahun," demikian Yuyu Wahyudin.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement