Ahad 14 Jun 2020 07:54 WIB

Kuwait tak Lagi Pekerjakan Tenaga Asing di Bisnis Minyak

Dari 4,8 juta penduduk Kuwait, 3,4 juta di antaranya adalah pekerja asing.

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Fuji Pratiwi
Ilustrasi Kilang Minyak. Kuwait memutuskan tak lagi mempekerjakan tenaga asing di bidang minyak dan gas bumi.
Foto: dok. Republika
Ilustrasi Kilang Minyak. Kuwait memutuskan tak lagi mempekerjakan tenaga asing di bidang minyak dan gas bumi.

REPUBLIKA.CO.ID, KUWAIT -- Menteri Minyak Kuwait Khaled Al-Fadhel memutuskan tak lagi mempekerjakan tenaga asing di bidang minyak dan gas bumi. Perganggunya ekonomi dan jatuhnya harga minyak akibat pandemi virus corona jadi sebabnya.

Al-Fadhel memastikan semua pekerjaan di industri minyak dan gas akan jadi ladang penghasilan bagi warga negara Kuwait. Sebab sebagian warga Kuwait terpaksa menganggur selama pandemi ini.

Baca Juga

"Tak ada lagi warga negara non Kuwait yang boleh bekerja di perusahaan minyak milik Kuwait beserta anak perusahaannya selama 2020-2021," kata Al-Fadhel dilansir dari Kuwaiti News Agency pada Sabtu (13/6).

Kuwait Petroleum Corp merupakan perusahaan minyak negara milik Kuwait yang biasanya mempekerjakan tenaga asing. Tapi kini Al-Fadhel menegaskan tak mengizinkannya lagi sesuai keputusan pemerintah.

"Harga minyak jatuh selama pandemi global corona karena turunnya permintaan, tapi tanda pemulihan telah terlihat di pasar minyak dan harga mulai naik," ujar Al-Fadhel.

Selain itu, Al-Fadhel meminta kontribusi sektor swasta dalam membangun ekonomi Kuwait. Sehingga negara Timur Tengah itu tak hanya mengandalkan bisnis minyak.

"Sektor minyak harusnya tidak jadi satu-satunya sumber pendapatan," tegas Al-Fadhel.

Sebelumnya, pemerintah Kuwait memutuskan pengurangan populasi pekerja asing dari 70 persen menjadi 30 persen. Tercatat, dari 4,8 juta penduduk Kuwait, ternyata 3,4 juta diantaranya merupakan pekerja asing. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement