Rabu 17 Jun 2020 14:04 WIB

Menkop: Penting UMKM Terhubung Platform Digital Terintegrasi

Data UMKM yang terhubung dengan perusahaan fintech mencapai 20 persen

Rep: iit septyaningsih/ Red: Hiru Muhammad
Pelaku UMKM memotret produk kuliner untuk diunggah di media sosial di Cerita Kopi Mukidi, Yogyakarta, Rabu (29/4/2020). Presiden Joko Widodo menerapkan lima skema besar dalam program perlindungan dan pemulihan ekonomi di sektor UMKM saat Pandemi COVID-19, salah satunya adalah bagi pelaku UMKM yang masuk kategori miskin dan kelompok rentan dari dampak COVID-19 akan masuk sebagai bagian dari penerima bantuan sosial baik itu Program Keluarga Harapan (PKH), paket sembako, bansos tunai, BLT desa, pembebasan pengurangan tarif listrik, maupun kartu prakerja
Foto: Andreas Fitri Atmoko/Antara Foto
Pelaku UMKM memotret produk kuliner untuk diunggah di media sosial di Cerita Kopi Mukidi, Yogyakarta, Rabu (29/4/2020). Presiden Joko Widodo menerapkan lima skema besar dalam program perlindungan dan pemulihan ekonomi di sektor UMKM saat Pandemi COVID-19, salah satunya adalah bagi pelaku UMKM yang masuk kategori miskin dan kelompok rentan dari dampak COVID-19 akan masuk sebagai bagian dari penerima bantuan sosial baik itu Program Keluarga Harapan (PKH), paket sembako, bansos tunai, BLT desa, pembebasan pengurangan tarif listrik, maupun kartu prakerja

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Teten Masduki menyatakan, ke depannya penting bagi Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) terhubung dengan platform digital yang terintegrasi. Dengan begitu memudahkan pemerintah melakukan kebijakan stimulus.

Terintegrasi disini, kata dia, misalnya dalam hal sumber daya manusia, pembiayaan, dan market. “Dari UMKM yang terhubung digital dengan mudah, bisa dilihat record digital, karena kemarin secara mudah Kementerian Keuangan menyetujui bantuan-bantuan untuk mereka, karena by name by address sudah baik,” jelas Teten melalui keterangan resmi pada Rabu, (17/6).

Tidak hanya UMKM kuliner, lanjutnya, sisi positif pandemi Covid-19 UKM turut membuat berbagai warung tradisional maupun warung sembako yang menjadi kekuatan ekonomi rakyat, sekarang terhubung dan teridentifikasi dengan market online. Jumlahnya sekitar 750 unit, sebagian lagi masih perlu didorong ke sana.

“Jadi sebenarnya sekarang sudah banyak pengelompokan-pengelompokan ini dan banyak juga asosiasi-asosiasi UMKM yang diperlukan kalau kita mau menyusun sebuah platform, sehingga mereka secara sukarela tertarik gabung. Ini memang secara bisnis harus ada yang menarik bagi mereka,” ujar dia.

 

Berdasarkan data dari Kementerian Koperasi (Kemekop) dan UKM, terdapat 60,66 juta UMKM yang sudah terhubung ke saluran pembiayaan dari lembaga keuangan. Hanya saja data tersebut, menurut Teten, perlu divalidasi mengingat masih terjadi overlap karena kemungkinan UMKM meminta bantuan pembiayaan ke lebih dari satu lembaga keuangan. 

“Tapi paling tidak sudah ada, kalau diperkirakan mungkin sekitar 50 persennya sudah terhubung ke market online, ke pembiayaan, by name by address sudah bisa kita identifikasi. Hanya saja seperti kita ketahui masih banyak yang belum terhubung, ini yang masih kita kaji,” tuturnya.

Menkop pun memuji kinerja perusahaan financial technology (fintech). Sebab meski virus Corona semakin mewabah, mereka tetap menunjukkan kinerja luar biasa dengan menyasar beragam sektor informal yang selama ini tidak terhubung perbankan. 

Bahkan data UMKM yang terhubung dengan perusahaan fintech mencapai 20 persen. “Mungkin dari situ nanti dari pemahaman lapangan, dari fakta-fakta yang real, menurut saya penting merumuskan platform baru supaya platform baru itu betul-betul melengkapi satu sama lain dan juga dibutuhkan oleh UMKM," kata dia.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement