Kamis 18 Jun 2020 03:30 WIB

Islam di Portugal, Pernah Mayoritas Kini Sisakan Budaya

Islam di Portugal pernah menjadi populasi mayoritas pada abad ke-10.

Rep: Nugroho Habibi/ Red: Nashih Nashrullah
Islam di Portugal pernah menjadi populasi mayoritas pada abad ke-10. Bendera portugal
Foto: pixabay
Islam di Portugal pernah menjadi populasi mayoritas pada abad ke-10. Bendera portugal

REPUBLIKA.CO.ID, Mustafa Abdulsattar (33 tahun) asal Irak, berhasil melarikan diri dari perang di negaranya. Ia kemudian berlayar dari Turki menuju Yunani. 

Begitu tiba, ia mendapat tawaran sebuah permukiman di Portugal, negara yang tak begitu banyak ia ketahui. Namun, sesampainya di Portugal, ia dikejutkan dengan banyaknya sesuatu yang sering ditemui di negara asalnya. 

Baca Juga

 

"Saya menemukan banyak kata-kata umum," ujar Mustafa Abdulsattar sebelum menghitung sesuatu yang mirip di negaranya.

 

Dari segi makanan, sesuatu yang merujuk nama darah atau kota. Lainnya, yaitu ungkapan 'oxala' (dilafalkan oshallah), turunan atau yang bersumber dari bahasa Arab "Insya Allah".

Sesuatu yang ditemui Mustafa Abdulsattar tak mengherankan. Pengaruh Arab lumrah masih dapat ditemukan dalam bahasa Portugis. Pasalnya, wilayah itu diperintah Muslim berbahasa Arab yang dikenal sebagai Moor selama berabad-abad.  

 

Pada abad ke-8, umat Islam berlayar dari Afrika Utara untuk mengambil kendali tempat yang sekarang disebut Portugal dan Spanyol. Dikenal dalam al-Andalus, wilayah ini bergabung dengan kekaisaran Umayyah yang berkembang dan makmur di bawah pemerintahan Muslim. 

 

Namun, warisan itu telah banyak dilupakan di negara yang mayoritas penduduknya beragama Katolik. Di sekolah Portugal, selama lima abad pemerintahan yang dipimpin Muslim, hanya dipelajari begitu singkat. 

 

Buku-buku pelajaran lebih menekankan "penaklukan kembali" oleh penguasa Kristen. Dengan bantuan tentara salib, Kristen pada abad ke-13 berhail memenangkan perang.  

 

Sejak saat itu, secara historis identitas Portugis dibangun untuk menggulirkan dominasi Moor yang digambarkan sebagai musuh. Namun, tidak semua orang setuju dengan versi sejarah. 

 

"Sebagian besar penduduk memeluk Islam," jelas Filomena Barros, seorang profesor Sejarah Abad Pertengahan di Universitas Evora dikutip dari Aljazeera belum lama ini.  

 

Pada abad ke-10, penelitian menunjukkan, setengah populasi semenanjung Iberia, (terdiri dari Spanyol, Portugal, Andorra, dan Gibraltar dan sedikit Prancis) merupakan Muslim. Menurut Barros, Muslim yang berlayar dari Afrika Utara tak lebih asing dibandingkan raja maupun tentara Kristen dari Eropa Utara. 

 

"Sangat menarik kita tidak berbicara tentang penaklukan Romawi, atau penaklukan Visigothic Kingdom, tetapi kita selalu berbicara tentang penaklukan Islam," kata dia. 

 

Sebelum pasukan Muslim tiba, wilayah itu diperintah oleh Visigoth, orang Jerman yang memerintah antara 418 dan 711 orang. 

 

Dia menjelaskan, buku pelajaran sejarah menekankan pertempuran yang dilakukan oleh penguasa Kristen melawan Muslim. Namun, dia menegaskan, kekalahan tentara Muslim tidak berarti mengakhiri kehadiran Muslim di Portugal. 

 

"Penaklukan kembali orang Kristen tidak berarti orang Muslim kembali ke tanah mereka, karena tanah ini juga milik mereka," kata sejarawan itu. 

 

Saat ini, sekitar 0,5 persen dari junlah populasi 11 juta di Portugal, Muslim. Sayangnya, hanya sedikit yang menyadari Muslim pernah menjadi proporsi yang jauh lebih besar dari populasi. 

 

Noor-ayn Sacoor, (30 tahun), anggota komunitas Muslim Lisbon mengatakan, negara ini diyakini sebagai pusat budaya dan ilmu pengetahuan. Karena itu, dia berharap, kurikulum sekolah lebih baik mencakup periode panjang koeksistensi antara Muslim, Kristen, dan Yahudi. 

 

"Saya berharap ada lebih banyak fokus pada warisan yang ditinggalkan oleh pemerintahan Muslim, itu tidak terlalu terkenal di Portugal," katanya.

 

 

 

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement