Kamis 18 Jun 2020 16:50 WIB

Masjid Pusat Harrow Batalkan Rencana Siarkan Adzan

Adzan dibatalkan karena lockdown di Inggris sudah longgar.

Rep: Kiki Sakinah/ Red: Ani Nursalikah
Masjid Pusat Harrow Batalkan Rencana Siarkan Adzan.
Foto: alaraby.com
Masjid Pusat Harrow Batalkan Rencana Siarkan Adzan.

REPUBLIKA.CO.ID, HARROW -- Rencana Masjid Pusat Harrow di Harrow, Inggris, untuk menyiarkan adzan guna membangkitkan semangat komunitas selama pandemi Covid-19 dibatalkan. Masjid Harrow menarik pengajuannya untuk memodifikasi kondisi perencanaan yang memungkinkannya utuk mengumandangkan adzan sepekan sekali, yakni pada Jumat pukul 18.00 selama waktu tiga bulan.

Perwakilan dari Masjid Pusat Harrow menulis surat kepada Dewan Harrow, Senin (15/6), untuk menegaskan niatnya tersebut. Alasan mundur dari rencana itu karena pelonggaran dari pembatasan lockdown yang lebih meluas.

Sebelumnya, Masjid Harrow berharap dapat melantunkan adzan sebagai bagian dari proyek adzan yang lebih luas. Proyek itu mendorong kelompok agama di seluruh Harrow membuat pertunjukan vokal mingguan tentang dukungan dengan cara yang mirip inisiatif 'Clap for Carers'.

Proyek tersebut juga mengutip kampanye serupa di wilayah London lainnya, termasuk Brent, Newham, dan Waltham Forest, serta tempat-tempat lain di seluruh negeri termasuk Birmingham, Manchester, dan Southampton. Dalam sebuah pernyataan dikatakan, Masjid Pusat Harrow adalah satu dari lebih dari 25 lembaga agama di Harrow yang hendak mendukung inisiatif adzan pada awal April 2020 ketika dampak pandemi di Inggris tengah memuncak.

 

Saat itu, Inggris kemudian memberlakukan lockdown pada fase yang paling ketat dan ada rasa takut serta ketidakpastian yang tinggi. "Sejak itu telah ada pelonggaran dari pembatasan lockdown yang signifikan, dan dengan rahmat Tuhan, angka resmi dari kehancuran yang disebabkan oleh Covid-19 di Inggris telah menurun secara signifikan," demikian pernyataan Masjid Pusat Harrow, dilansir di This Is Local London, Rabu (17/6).

photo
Infografis Kumandang Adzan Perdana di Minneapolis. - (Republika.co.id)

Sekretaris Jenderal Masjid Pusat Harrow, Jahangeer Choudhry, menjelaskan bahwa pihaknya selalu bermaksud untuk menghapus proposal tersebut jika pemerintah mengizinkan lebih banyak kebebasan selama pandemi. Sejumlah toko telah mulai dibuka kembali pekan ini.

Begitu pula dengan sejumlah tempat ibadah untuk sholat secara individual telah dibuka. Karena itu, masjid ini memutuskan tidak akan tepat melanjutkan siaran lantunan adzan tersebut.

Tidak hanya itu, Masjid Harrow juga mengingatkan jamaah bahwa masjid ini tetap ditutup hingga pemberitahuan lebih lanjut. Kendati begitu, masjid ini menegaskan selalu siap untuk membantu orang-orang yang rentan di kalangan masyarakat, terlepas dari agama mereka.

Meskipun menerima banyak dukungan dari beberapa bagian komunitas Harrow, namun pengajuan tersebut juga pernah mendapat penentangan. Mereka yang tinggal di dekat masjid merasa keberatan karena kekhawatiran akan masalah kebisingan. Selain itu, petisi online menentang rencana tersebut juga telah menerima ribuan tanda tangan.

Namun demikian, Choudhry berusaha mengklarifikasi inisiatif itu. Ia menjelaskan bahwa inisiatif itu akan menjadi langkah jangka pendek yang tidak berusaha mengganggu masyarakat.

Saat itu, ia mengatakan pihak masjid tidak meminta orang-orang untuk datang ke masjid atau melakukan sholat. Namun, menurutnya, inisiatif itu adalah simbol harapan dan solidaritas, seperti halnya lonceng gereja yang berdering dalam rangka mendukung inisiatif ini pada saat yang sama pada Jumat.

"Masjid ini hanya bertujuan mempromosikan perdamaian dan kerukunan dan bukan kerusuhan apapun, doa yang diminta adalah dengan multi-agama yang lebih luas dan ditujukan untuk seluruh komunitas Harrow yang telah menderita selama pandemi," katanya. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement