Jumat 19 Jun 2020 13:09 WIB

Upaya Panjang Wujudkan Masjid Terbarukan Ramah Lingkungan

Umat Islam diminta terlibat dalam mewujudkan masjid-masjid ramah lingkungan.

Rep: Rossi Handayani/ Red: Nashih Nashrullah
Umat Islam diminta terlibat dalam mewujudkan masjid-masjid ramah lingkungan. Ilustrasi Masjid Nasional Kuala Lumpur.
Foto: REUTERS / Lim Huey Teng
Umat Islam diminta terlibat dalam mewujudkan masjid-masjid ramah lingkungan. Ilustrasi Masjid Nasional Kuala Lumpur.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Eco Masjid Indonesia menggelar diskusi bersama dengan Climate Change & Sustainability Lead Bahu Trust, Inggris, Kamran Shezad, terkait dengan lingkungan hidup, dan masjid terbarukan pada Kamis (18/6) malam.

Cambridge Central Mosque, menjadi eco mosque (masjid terbarukan) pertama di Inggris yang telah diresmikan pada tahun lalu.

Baca Juga

"Eco Mosque memberikan hal yang berbeda. Jadi disini kita perlihatkan masjid punya taman, perlihatkan keanekaragaman hayati, selain itu juga seperti bagaimana surga diperlihatkan di masjid," kata Kamran. 

Masjid ini menarik perhatian dengan sistem ramah lingkungannya, menyimpan air hujan dan menyediakan sebagian listriknya dari energi matahari. Masjid ini menggunakan bahan-bahan alami seperti kayu dan marmer, di samping itu juga menarik perhatian karena memiliki jejak nol karbon.

"Masjid ini punya panel surya 100 persen dari sumber lain, bukan dari bahan bakar fosil. Kalau sumber energi terbarukan (seperti) dari surga," kata dia.

Saat ini bahan bakar fosil terus digunakan untuk berbagai aktivitas, dan menghasilkan karbon dioksida. Hal ini dapat menyebabkan kerusakan alam.

Kamran menjelaskan, energi fosil digunakan secara berlebihan, bahkan tanaman sawit juga terus ditanam, dengan mengorbankan penggundulan hutan. Hal-hal seperti ini dapat mulai dikurangi dengan menggunakan energi terbarukan.  

Dia mengungkapkan, setiap individu dapat berkontribusi untuk perubahan yang lebih baik. Untuk itu planet bumi dapat diselamatkan.

Deklarasi Islam tentang Perubahan Iklim Global juga telah disepakati pada 2015 lalu di Istanbul, Turki. 

Dokumennya telah ditandatangani seluruh delegasi dari seluruh dunia, termasuk negara Islam. Dokumen deklarasi berisikan Alquran dan sunnah, dan mengajak untuk menjaga bumi.  

Kamran mengatakan, sebelumnya agama tidak dimasukkan ke dalam lingkungan hidup. Namun kini PBB telah memasukkan agama dalam lingkungan hidup lewat, Faith for Earth. 

Misinya untuk mendorong, memberdayakan dan terlibat dengan organisasi berbasis agama sebagai mitra, di semua tingkatan, menuju pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan dan memenuhi Agenda 2030.

Dia mengatakan, Islam merupakan agama yang paling kuat, bagaimana ajarannya menjaga integritas pada bumi. 

Terdapat dua miliar Muslim di bumi, namun hingga kini masih terjadi kerusakan, seharusnya Muslim dapat mencontoh pelajaran dari Nabi Muhammad SAW bagaimana menjaga bumi ini.

"Apabila melihat ajaran nabi Muhammad beliau telah mencontohkan dalam hadits mengenai hal ini, sebagaimana muslim harus bangkit, bagaimana secara global mengimplementasikan," kata dia.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement