Senin 22 Jun 2020 16:13 WIB

Kota Sharjah UEA Kembali Buka Kembali Area Publik

Pelancong yang mengalami demam atau menunjukkan masalah pernapasan akan diisolasi.

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Muhammad Fakhruddin
Al Majaz Waterfront yang populer di lokasi wisata Sharjah, Uni Emirat Arab (UEA).
Foto: Shurooq
Al Majaz Waterfront yang populer di lokasi wisata Sharjah, Uni Emirat Arab (UEA).

REPUBLIKA.CO.ID,DUBAI -- Kota Emirat Sharjah mengumumkan akan mengizinkan pembukaan kembali bioskop, rumah lelang, pusat hiburan, layanan pelayan dan fasilitas kebugaran. Hal ini disampaikan kantor berita Negara WAM, pada Ahad (21/6).

Departemen Ekonomi dan Pengembangan emirat (SEDD) mengatakan perusahaan-perusahaan ini hanya dapat beroperasi dengan kapasitas 50 persen. Selain itu, mereka harus mematuhi tindakan pencegahan kesehatan yang diperlukan. Menurut SEDD, layanan lain, termasuk distribusi surat kabar dan majalah akan tetap ditangguhkan.

Dilansir di Arab News, langkah baru ini diumumkan ketika emirat lain di UEA secara bertahap mulai mengurangi pembatasan. Upaya pelonggaran diambil sebagai upaya untuk memulai kembali ekonomi lokal setelah pandemi Covid-19 memaksa bisnis ditutup.

Sebelumnya, Arab News juga memberitakan jika warga UEA dapat melakukan perjalanan ke negara-negara dengan risiko rendah Covid-19, mulai Selasa (23/6).

 

Sebelum melakukan perjalanan, calon pelancong harus melakukan tes negatif Covid-19. Juru bicara Krisis Darurat Nasional dan Otoritas Manajemen Bencana, Saif Al Dhaheri menyebut, para wisatawan juga harus menjalani karantina sekembalinya mereka ke UEA selama 14 hari.

"Otoritas bandara akan memeriksa wisatawan apakah terdapat gejala atau tidak. Pelancong yang mengalami demam atau menunjukkan masalah pernapasan akan diisolasi dan dilarang bepergian," ujar Al Dhaheri, dikutip di Arab News, Senin (22/6).

Dhaheri tidak memberikan daftar negara mana saja yang masuk ketegori risiko rendah, sedang, hingga tinggi Covid-19. Tetapi ia mengingatkan semua perjalanan ke negara berisiko tinggi akan tetap dilarang.

Perjalanan ke negara-negara berisiko menengah akan dilihat berdasarkan data kasus per kasus. Jenis perjalanan ini diizinkan untuk orang yang mencari perawatan kesehatan, mengunjungi keluarga dekat atau mereka yang berbisnis, militer, atau diplomatik. 

Sumber: https://www.arabnews.com/node/1693566/middle-east

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement