Selasa 23 Jun 2020 01:16 WIB

Petugas Gabungan di Surabaya Dilatih Lacak Terpapar Covid-19

Selama ini tracing hanya dilakukan oleh petugas puskesmas masing-masing wilayah.

Pengecekan pasien dengan metode polymerase chain reaction atau PCR (ilustrasi).
Foto: AP Photo/Gerald Herbert
Pengecekan pasien dengan metode polymerase chain reaction atau PCR (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Petugas gabungan terdiri atas Satpol PP, linmas, staf keluharan, babinsa, dan bhabinkamtibmas di Kota Surabaya, Jawa Timur dilatih cara melacak warga terpapar virus corona jenis baru (Covid-19).

"Selama ini, tracing (pelacakan) hanya dilakukan oleh petugas puskesmas dari masing-masing wilayah. Dengan adanya pelatihan tracing ini bertujuan agar mereka dapat melakukan tracing secara mandiri dalam membantu puskesmas," kata Koordinator Bidang Pencegahan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Surabaya Febria Rachmanita di Surabaya, Senin (22/6).

Dia menjelaskan petugas gabungan tersebut nantinya membantu puskesmas dalam melacak warga atau pasien Covid-19.

"Dengan adanya ini mudah-mudahan bisa tercapai satu pasien terkonfirmasi, bisa 25 kontak erat yang dilakukan tracing, ini sesuai dengan teori epidemiologi," ujarnya.

Ia menjelaskan hal-hal yang dipelajari dalam pelatihan, di antaranya pertanyaan apa saja yang harus dilontarkan kepada pasien, yakni dengan siapa mereka bertemu, bagaimana cara melakukan deteksi dini, apa saja keluhan pasien Covid-19 itu, hingga gejala apa saja yang harus dicurigai.

Selain itu, menjelaskan siapa saja yang masuk orang dalam pemantauan (ODP), pasien dalam pengawasan (PDP), dan orang tanpa gejala (OTG). "Itu semua tugas tim tracing. Itu sudah ada formatnya," ujarnya.

Ia memastikan tim pelacakan harus mengetahui satu per satu kontak erat pasien Covid-19 dengan siapa saja selama dua minggu terakhir, seperti kontak erat bersama keluarga, tempat kerja, lalu terus berkembang yang harus ditanyakan dan dipastikan sehingga menutup kemungkinan terjadinya kecolongan.

"Tidak hanya itu, supaya dalam menjalankan tugas aman, tim tracing ini juga dibekali alat pelindung diri (APD) saat bertugas," kata dia.

Kepala Dinkes Kota Surabaya itu, menegaskan untuk menjadi petugas pelacakan ada kriteria khusus yang harus diperhatikan, yakni rentang usia antara 23-40 tahun.

Ia berharap, melalui pelatihan pelacakan tersebut masyarakat dapat juga menjadi kader dalam menlacak kasus di setiap wilayahnya.

"Jadi, kemarin kan kader jumantik berhasil. Nanti ya itu diharapkan masyarakat juga bisa melakukan tracing di wilayah mereka," ujarnya.

Wakil Sekretaris Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Surabaya Irvan Widyanto mengatakan pelatihan itu sudah dimulai Senin ini kepada satgas dari linmas dan Satpol PP.

Rencananya, Selasa (23/6) secara serentak berlangsung lima wilayah yang melibatkan kasatgas linmas yang ada di kelurahan, staf kelurahan, babinsa, dan bhabinkamtibmas.

Sebanyak lima wilayah tersebut, yakni Surabaya bagian utara di Terminal Ampel, Surabaya selatan di Gedung Wanita, Surabaya barat di Kantor Kecamatan Tandes, Surabaya pusat di Graha Sawunggaling, dan Surabaya timur di Gelanggang Remaja.

"Setiap kelurahan nantinya akan ditempatkan empat orang petugas tracing. Jadi, 154 kelurahan dikalikan empat orang petugas," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement