Selasa 23 Jun 2020 12:35 WIB

Mahfud Klaim Kebakaran Hutan Skala Besar tak Lagi Terjadi

Indonesia sudah banyak belajar dari kejadian karhutla.

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Esthi Maharani
Satgas Karhutla dari TNI, Polri bersama relawan pemadam kebakaran berupaya memadamkan kebakaran lahan yang menjalar ke tumpukkan ban bekas di Kecamatan Gambut, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan, Selasa (22/10/2019).
Foto: Antara/Bayu Pratama S
Satgas Karhutla dari TNI, Polri bersama relawan pemadam kebakaran berupaya memadamkan kebakaran lahan yang menjalar ke tumpukkan ban bekas di Kecamatan Gambut, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan, Selasa (22/10/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD mengeklaim kebakaran hutan dan lahan skala besar tak terjadi lagi. Bahkan, ia juga menyebut, protes dari aktivis lingkungan dan negara-negara tetangga tak lagi gencar dalam 4-5 tahun terakhir, terhitung sejak 2016-2017.

Menurut dia, Indonesia sudah banyak belajar dari kejadian kebakaran hutan dan lahan (karhutla) skala besar yang pernah terjadi. Dari situlah, menurut dia, pemerintah pun menyiapkan berbagai langkah mitigasi dan penindakan karhutla.

"Beberapa tahun terakhir alhamdulillah kita berhasil meminimalisasi kebakaran hutan sehingga bencana-bencana yang agak besar dan membikin geger itu sudah dapat dikatakan tidak lagi terjadi," kata Mahfud selepas menghadiri rapat terbatas bersama Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Merdeka, Selasa (23/6).

Namun, penanganan tahun 2020 ini bakal berbeda. Mahfud menyampaikan, tantangan yang dihadapi pemerintah tak sekadar mencegah kebakaran hutan, tetapi penanganan terhadap Covid-19 yang masih berjalan sampai saat ini. Artinya, menurut dia, langkah sigap harus dilakukan sejalan antara pencegahan karhutla dan penanganan Covid-19, di bawah Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

Jika merujuk ke pernyataan pemerintah pada September 2019, Presiden Jokowi sebenarnya justru sempat mengakui pemerintah lalai dalam pencegahan karhutla. Presiden sempat menegur seluruh pimpinan instansi yang dinilai ikut bertanggung jawab dalam insiden meluasnya karhutla di Provinsi Riau.

Kendati skalanya memang tak separah kebakaran hutan dan lahan pada 2015 lalu, bencana karhutla pada 2019 lalu sempat menimbulkan asap yang mengganggu aktivitas masyarakat. "Setiap tahun tidak perlu lagi rapat seperti ini. Otomatis menjelang musim kemarau itu harus sudah siap. Sebetulnya itu saja. Tapi, kita lalai lagi sehingga asapnya membesar," ujar Presiden Jokowi, September tahun lalu.

Di Jambi, misalnya, pada pekan ketiga September 2019 tercatat sebanyak 700 titik panas. Di Kalimantan Tengah tercatat ada 1.127 titik panas pada pekan ketiga September 2019. Sementara itu, di Riau tercatat ada 207 titik panas pada pekan ketiga September 2019.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement