Selasa 23 Jun 2020 14:50 WIB

Haji Dibatasi, Penerbangan ke Arab Saudi Masih Ditangguhkan

Jamaah haji yang diijinkan dari berbagai negara namun sudah tinggal di Arab Saudi.

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Muhammad Fakhruddin
Bandara Internasional King Abdulaziz baru di Jeddah, Arab Saudi.
Foto: Arabian Business
Bandara Internasional King Abdulaziz baru di Jeddah, Arab Saudi.

REPUBLIKA.CO.ID,RIYADH -- Pemerintah Arab Saudi telah mencabut aturan jam malam yang berlaku secara nasionalnya Ahad (21/6). Aturan ini dicabut kendati kasus Covid-19 masih meningkat setiap harinya dan mencapai ribuan orang.

Kementerian Dalam Negeri Saudi dalam keterangannya mengatakan jam malam akan sepenuhnya dicabut. Bersamaan dengan itu, aktifitas ekonomi dan perdagangan kembali berjalan.

Dilansir di Al-Monitor, Arab Saudi pertama kali memberlakukan jam malam dan kuncian wilayah pada bulan Maret. Kebijakan ini diambil untuk mengurangi penyebaran virus Covid-19.

Sejak saat itu, Kerajaan Saudi beberapa kali tercatat telah mengeluarkan perintah meredakan maupun menerapkan kembali aturan pembatasan. Aturan jam malam diberlakukan untuk waktu yang berbeda di malam hari dan juga di siang hari.

 

Warga Saudi saat ini bisa bebas bergerak setiap saat.  Namun, beberapa pembatasan tetap ada. Salah satunya, orang tidak boleh berkumpul dalam kelompok lebih dari 50 orang.

Menurut Saudi Press Agency, masyarakat juga harus mengenakan masker dan tetap menjaga jarak sosial.  Penerbangan penumpang komersial internasional masuk dan keluar kerajaan juga masih ditangguhkan.

Senin (22/6) malam, Arab Saudi juga mengumumkan jika pelaksanaan ibadah haji akan tetap berlangsung. Namun jumlah jamaah akan dibatasi.

Jamaah haji yang diizinkan merupakan mereka yang berasal dari berbagai negara namun sudah tinggal di Arab Saudi. Hal ini disampaikan Kementerian Haji dan Umrah Saudi dalam sebuah pernyataan.

Ibadah Haji merupakan ziarah tahunan ke situs Islam paling suci di Makkah. Untuk tahun ini, haji rencananya akan berlangsung pada bulan Juli. Sementara untuk ibadah Umrah, yang dapat dilakukan kapan saja, tetap ditangguhkan.

Biasanya, dalam penyelenggaraan ibadah haji melibatkan jutaan orang berkumpul dengan jarak yang dekat di Makkah. Kondisi ini dikhawatirkan akan menjadi hotspot penyebaran Covid-19.

Keputusan-keputusan ini diambil mengikuti langkah-langkah baru lainnya untuk membuka kembali Arab Saudi. Sebelumnya, otoritas Saudi mengumumkan masjid-masjid di kota suci Makkah, yang menjadi sasaran kontrol yang lebih ketat daripada bagian lain di negara itu, dapat dibuka kembali.

Awal bulan ini, tim sepak bola Saudi kembali berlatih. Pertandingan rencananya akan dimulai lagi pada bulan Agustus.

Menurut Kementerian Kesehatan, konfirmasi kasus-kasus Covid-19 masih meningkat secara signifikan di Arab Saudi. Pihak berwenang mencatat 3.393 kasus Senin (22/6), 3.379 pada Ahad (21/6), dan 3.941 kasus pada hari Sabtu (20/6). Total, 161.005 kasus yang dikonfirmasi hingga saat ini. 

Sumber: https://www.al-monitor.com/pulse/originals/2020/06/saudi-lifts-curfew-covid-19-coronavirus.html

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement