Selasa 23 Jun 2020 20:10 WIB

Positif Covid-19 di Kota Depok Bertambah 10 Orang

Jumlah akumulasi kasus positif Covid-19 di Depok menjadi 728 orang.

Rep: Rusdy Nurdiansyah/ Red: Yudha Manggala P Putra
Pengecekan pasien dengan metode polymerase chain reaction atau PCR (ilustrasi).
Foto: AP Photo/Gerald Herbert
Pengecekan pasien dengan metode polymerase chain reaction atau PCR (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Depok kembali merilis data terbaru perkembangan kasus Covid-19. Berdasarkan data yang dirilis Selasa (23/6), jumlah pasien terkonfirmasi positif bertambah 10 orang, total menjadi 728 orang.

"Pasien positif sembuh bertambah sebanyak sembilan orang sehingga totalnya menjadi 456 orang. Sedangkan yang meninggal dunia, totalnya 34 orang," ujar Wali Kota Depok Mohammad Idris dalam siaran pers yang diterima Republika.co.id, Selasa (23/6).

Menurut Idris, penambahan kasus konfirmasi positif hari ini sebanyak 10 kasus berasal dari tindak lanjut program rapid test Kota Depok yang ditindaklanjuti dengan Swab dan PCR di Laboratorium RS UI sebanyak tujuh kasus. Sementara dua kasus lain berdasarkan informasi dari Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, dan satu kasus berdasarkan informasi dari RS Bhayangkara Brimob.

"Adapun kasus konfirmasi yang sembuh hari ini bertambah sembilan orang menjadi 456 orang atau 62,64 persen dari seluruh kasus konfirmasi positif yang ada di Kota Depok," terang Idris.

Dia menambahkan, selanjutnya untuk Orang Tanpa Gejala (OTG) yang selesai pemantauan hari ini pun bertambah 54 orang dan Orang Dalam Pemantauan (ODP) 33 orang, sedangkan untuk Pasien Dalam Pengawasan  (PDP) yang selesai pengawasan  bertambah 10 orang.

"Untuk PDP yang meninggal saat ini berjumlah 110 orang, terdapat penambahan dibanding hari sebelumnya yaitu enam orang. Status PDP tersebut merupakan pasien yang belum bisa dinyatakan positif atau negatif, karena harus menunggu hasil PCR, yang datanya hanya dikeluarkan oleh PHEOC (Public Health Emergency Operating Center) Kemenkes," ujar Idris.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement