Rabu 24 Jun 2020 22:35 WIB

Ketua Gugas Covid-19 Soroti Adanya Klaster Jenazah di Jatim

Ketua Gugas Covid-19 minta Pemprov Jatim petakan penanganan Covid-19.

Rep: Rr Laeny Sulistyawati / Red: Bayu Hermawan
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen Doni Monardo (kiri)
Foto: ANTARA/PUSPA PERWITASARI
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen Doni Monardo (kiri)

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Doni Monardo meminta Provinsi Jawa Timur lebih fokus membuat kajian dan memetakan seluruh permasalahan yang menjadi pemicu tingginya angka kasus Covid-19 di wilayah itu. Sebab, penambahan kasus baru Covid-19 di Jawa Timur sudah semakin tinggi dan menyusul wilayah DKI Jakarta. 

"Perlu dilakukan kajian. Penyebab utamanya apa," kata Doni memberikan sambutan dalam kunjungan kerja di Gedung Grahadi, Surabaya, Jawa Timur, seperti dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id, Rabu (24/6).

Baca Juga

Bukan hanya penambahan kasus baru yang meningkat, Doni juga menyebutkan angka kematian di Jawa Timur tertinggi dibanding wilayah lain di Indonesia. Menurutnya, kajian dan pemetaan tersebut akan menjadi dasar awal untuk selanjutnya dapat digunakan sebagai pengambilan keputusan dan kebijakan penanganan sesuai kondisi dan kebutuhan tiap-tiap wilayah. 

Doni juga menyoroti munculnya klaster baru di Jawa Timur, yakni "klaster jenazah". Doni meminta agar Pemprov Jawa Timur agar segera mengambil langkah serius untuk memutus penyebaran Covid-19 melalui beberapa pendekatan masyarakat, salah satunya melalui pendekatan yang dimulai dari peran para anggota keluarga. 

Doni meminta agar peningkatan kapasitas dan pemahaman masyarakat dalam penanganan jenazah Covid-19 harus ditingkatkan. Sehingga diharapkan tidak ada lagi upaya pengambilan jenazah pasien terkonfirmasi Covid-19 secara paksa oleh pihak keluarga.

"Setiap ada pasien yang relatif sudah risikonya tinggi, maka ini perlu penegasan kepada keluarga untuk disampaikan sehingga mereka tidak gegabah untuk mengambil alih jenazah, yang dampaknya akan timbul kasus baru," ujarnya.

Doni Monardo yang juga menjabat sebagai Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) juga memberi apresiasi Gugus Tugas Daerah Pemprov Jawa Timur atas kinerjanya dengan capaian pemeriksaan hingga 2.000 spesimen per hari. Menurutnya, hal itulah yang juga kemudian menjadi salah satu faktor tingginya peningkatan angka kasus Covid-19 di wilayah  Jawa Timur, dengan variasi rata-rata hingga 300 per hari.

"Perlu diapresiasi karena telah melampaui 2.000 spesimen perhari, oleh karena itu wajar kalau setiap harinya bisa mendapatkan variasi hingga rata-rata 200 hingga 300 per hari," kata Doni.

Kemudian, Doni juga mengharapkan agar Komando Gabungan Wilayah Pertahanan II (Kogabwilhan II) agar meningkatkan kepedulian masyarakat untuk selalu patuh tanpa perlu menunggu arahan. Sebab, kesadaran masyarakat tersebut yang kemudian dapat mengurangi risiko penyebaran virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19. Ia berharap pangkogabwilhan dan TNI/Polri untuk meningkatkan kepedulian masyarakat, sehingga seluruh warga itu betul-betul dapat meningkatkan kepatuhan. 

"Bukan karena ada TNI tapi karena personal. Tanpa ada arahan, masyarakat bisa ikhlas," ujarnya.

Lebih lanjut, Doni juga menekankan agar pendekatan secara religi juga digalakkan. Menurutnya, upaya pencegahan penyebaran Covid-19 adalah bagian dari ibadah. Sehingga apabila seseorang dapat melindungi diri sendiri, maka berarti juga dapat melindungi orang lain. 

"Upaya pencegahan adalah bagian dari ibadah. Kalau kita bisa melindungi diri sendiri, berarti kita bisa melindungi orang lain," ucapnya.

Sebagai informasi, hingga hari ini kasus penambahan Covid-19 di Jawa Timur ada sebanyak 183 orang, sehingga totalnya menjadi 10.298. Kemudian untuk pasien sembuh bertambah 80 dan totalnya adalah 2.995 orang. Sedangkan kasus meninggal dilaporkan menjadi 750 setelah ada penambahan sebanyak sembilan orang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement