Jumat 26 Jun 2020 19:30 WIB

Antropologi Kesenian Orang Arab (3-Habis)

Lebanon lahan subur bagi perkembangan kesenian di dunia Arab.

Antropologi Kesenian Orang Arab (3-Habis). Warga Beirut, Lebanon menunaikan shalat id di depan masjid Muhammad al-Amin, Beirut.
Foto: Wael Hamzeh/EPA-EFE
Antropologi Kesenian Orang Arab (3-Habis). Warga Beirut, Lebanon menunaikan shalat id di depan masjid Muhammad al-Amin, Beirut.

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Hajriyanto Y. Thohari, Dubes RI untuk Lebanon

Lebanon rupanya menjadi lahan subur bukan hanya bagi lahirnya pemikir-pemikir dan ilmuwan Arab dengan reputasi internasional, melainkan juga bagi perkembangan kesenian di dunia Arab. Berbagai cabang kesenian baik yang klasik sampai yang modern, dari seni lukis sampai seni rupa, dari teater sampai film, semuanya tumbuh berkembang di Lebanon.

Baca Juga

Agenda-agenda kesenian dan kebudayaan, festival-festival kesenian dan kebudayaan silih berganti digelar, konser-konser kesenian tiada berhenti, apalagi begitu menginjak musim panas (summer). Apalagi Lebanon di samping memiliki gedung-gedung kesenian modern, juga memiliki teater kuno peninggalan zaman Byzantium yang selalu difungsikan sebagai ajang konser musik dan teater.

Tak heran jika Lebanon melahirkan begitu banyak penyanyi, musisi, dan pekerja seni yang sangat berbakat. Saking banyaknya penyanyi, biduanita dan artis dari Lebanon sampai-sampai dikatakan jika ada sepuluh artis dan penyanyi Arab maka tujuh di antaranya adalah dari Lebanon.

Apalagi ditunjang dengan kegemaran orang Lebanon akan dunia hiburan dan gemerlap pesta yang nota bene faktanya sisi human interest seperti ini menjadi modal utama bagi kesuksesan di bidang seni pertunjukkan. Apalagi Lebanon juga memiliki tingkat kebebasan yang lebih tinggi daripada negara-negara Arab lainnya, utamanya kebebasdan berekspresi. Lebanon malah boleh dikatakan sebagai negara Arab yang paling tinggi kebebasannya, untuk tidak mengatakan sebagai yang paling bebas dan liberal.

Belum lagi faktor banyaknya media cetak dan elektronik di Lebanon, baik koran, majalah, radio, televisi, dan online yang dimiliki Lebanon. Negara yang hanya berpenduduk enam juta termasuk pengungsi Suriah dan Palestina (1,3 juta) ini memiliki puluhan stasiun televisi yang sebagian besar menayangkan program-program hiburan atau entertainment.

Satu di antaranya adalah stasiun Televisi Al-Aghani, yang penamaannya mungkin diilhami oleh kitab Al-Aghani karya Al-Isfahani tersebut di atas. TV Al-Aghani ini, seperti halnya TV Arabica, siang malam tiada henti menayangkan nyanyian Arab sepanjang 24 jam. Banyak dan beragamnya media inilah yang menjadikan agenda-agenda kesenian dan kebudayaan senantiasa mendapatkan media publikasi yang hebat.

Di samping itu juga ada faktor tingginya apresiasi kesenian dari berbagai lembaga-lembaga dan institusi kemasyarakatan, termasuk juga individu-individu berpengaruh lainnya. Hal ini dapat dibuktikan dari banyaknya penganugerahan seni (award) yang diberikan kepada para pelopor dan pegiat seni sebagai penghargaan atas jasa-jasa dan karya-karya mereka.

Pemberian penghargaan kepada tokoh-tokoh kesenian rutin diberikan oleh berbagai lembaga, seperti universitas, kementerian, dan lembaga-lembaga nongoverment (NGO) lainnya. Saya sempat menghadiri malam penganugerahan pelopor seni kepada Nidhal Asyraf, seorang tokoh kesenian Lebanon di bidang teater dan syair, yang diberikan oleh Lebanese American University (LAU) pada Mei 2019. Demikian juga dengan infrastruktur kesenian seperti gedung theater, gedung kesenian, dan stasiun televisi yang bergerak di bidang hiburan: Lebanon sangatlah kaya dan mementingkannya!

Tak heran Lebanon, negeri yang paling sering mengalami gejolak politik dan peperangan ini, tetap saja menjadi epicentrum dan center of excellence kesenian di dunia Arab. Lebanon tetap menjadi memiliki paling banyak artis, seniman dan penyanyi. Kalau pembaca mendengar nama-nama penyanyi Arab seperti Najwa Karam, Nancy Ajram, Haifa Wehbe, Nawal Al Zoghbi, Maya Diab, Myriam Fares Nadine Saab, Nancy Afiouny, dan sederet lagi penyanyi-penyanyi terkenal lainnya yang jumlahnya sampai ratusan. Singkatnya, Lebanon adalah gudangnya!

Bahkan artis-artis penyanyi dan seniman-seniman dari negara Arab lainnya merasa perlu tampil di audiens Lebanon sebelum ditahbiskan sebagai artis dan seniman Arab sejati. Pokoknya, kalau menyangkut artis atau penyanyi Lebanon pastilah juaranya. Mungkin orang Lebanon memang memiliki bakat seni yang sangat besar. Mungkin pembaca belum tahu bahwa penyanyi dunia Sakhira, atau yang lebih senior lagi Paul Anka, adalah keturunan Lebanon. ‘Ala kulli hal, sampai di sini dulu catatan singkat dan sketsa tentang antropologi kesenian orang Arab.

https://www.suaramuhammadiyah.id/2020/06/24/antropologi-kesenian-orang-arab/

 

sumber : Suara Muhammadiyah
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement