Sabtu 27 Jun 2020 05:59 WIB

ICIS: Pancasila Selaras dengan Islam

Pancasila sebenarnya mencerminkan nilai-nilai agama, khususnya agama Islam.

Ilustrasi Pancasila
Foto: Republika/Mardiah
Ilustrasi Pancasila

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Direktur Eksekutif International Conference of Islamic Scholars (ICIS) KH Khariri Makmun Lc, MA mengatakan dasar negara Pancasila sebenarnya mencerminkan nilai-nilai agama, khususnya agama Islam. Karena itu, ia mengatakan, tidak seharusnya terjadi benturan antar-keduanya.

Khairi menjelaskan sila pertama Pancasila, yakni Ketuhanan Yang Maha Esa, merupakan cermin dari tauhid (Tuhan yang Esa). Kemudian, sila kemanusiaan yang adil dan beradab di dalam Islam berarti al-insaniyah.

Baca Juga

Sila persatuan Indonesia yang di dalam Al Qur’an disebut wa'tasimu bihablillahi jami'an wala tafarraqu yang artinya kita bersatu jangan tercerai berai. Lalu, sila keempat yang menyebutkan permusyawaratan perwakilan atau as-syura yang dalam Al Quran itu artinya Musyawarah. Sila keadilan sosial adalah al-adalah yang artinya keadilan.

Dengan adanya penjelasan yang tercermin di dalam Al Quran tersebut, Khariri menuturkan, rumusan-rumusan Pancasila itu sudah selaras dengan maqashidu asy-shyariah atau tujuan-tujuan agama. “Yang tentunya kalau orang bisa memahami agama itu dengan benar, tentu tidak akan ada tuduhan antara Pancasila dengan agama atau dengan Al Qur’an itu sendiri,” tutur Alumni Universitas Al-Azhar Kairo dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Jumat (26/6) malam.

Selain itu, menurut pria yang pernah menjadi Rais Syuriah NU di Jepang pada tahun 2004-2006 ini, ketika seseorang bisa memahami agamanya dengan baik maka secara otomatis orang tersebut akan bisa menerima Pancasila itu dengan benar. “Yang terjadi sekarang kan dalam memahami ajaran agama saja mereka banyak memiliki permasalahan dalam memahaminya," kata dia.

"Sehingga, ketika agama disandingkan dalam konteks bernegara dan berpolitik ada miss, ada sesuatu yang hilang dari pemahaman mereka. Inilah kemudian yang memunculkan bibit intoleransi, radikalisme seperti yang terjadi sekarang ini,” katanya menjelaskan.

Itulah kenapa, menurut Khariri, agama dan Pancasila ini selalu dibenturkan. Hal ini karena kurangnya pemahaman keagamaan. 

Untuk itu, perlu bagi para tokoh agama atau para ulama-ulama moderat untuk memberikan pemahaman yang benar. Pria yang juga Pengasuh Pondok Pesantren Algebra International Boarding School, Bogor ini pun menjelaskan cara untuk mengatasi ini adalah harus sering-sering mengajak mereka berdialog. Selain itu juga perlu adanya tokoh-tokoh yang bisa menjelaskan secara runut kepada kelompok-kelompok tersebut.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement