Sabtu 27 Jun 2020 16:13 WIB

Muslim AS Berduka Batal Naik Haji

Banyak jamaah berharap mereka dapat melaksanakan haji tahun depan

Rep: Rizkyan Adiyudha/ Red: Gita Amanda
Ilustrasi Kakbah. Muslim Amerika Serikat (AS) di Minnesota tidak bisa menyembunyikan duka mereka saat gagal melaksanakan ibadah haji tahun ini.
Foto: Reuters
Ilustrasi Kakbah. Muslim Amerika Serikat (AS) di Minnesota tidak bisa menyembunyikan duka mereka saat gagal melaksanakan ibadah haji tahun ini.

REPUBLIKA.CO.ID, MINNESOTA -- Muslim Amerika Serikat (AS) di Minnesota tidak bisa menyembunyikan duka mereka saat gagal melaksanakan ibadah haji tahun ini. Pemerintah Arab Saudi membatasi pelaksanaan ibadah tersebut guna mencegah penyebaran virus Covid-19.

Salah satu biro perjalanan haji mengaku terpaksa membatalkan 70 keberangkatan ke Tanah Suci. Pemilik biro perjalanan yang berada di Minnesota utara, Abdullahi Warsame mengaku telah memesan beberapa hotel untuk jamaah yang dia berangkatkan.

Baca Juga

Dia juga telah menarik bayaran 10 persen kepada jamaah sebagai tanda jadi empat bulan sebelumnya. Dia juga telah berkoordinasi dengan maskapai untuk menerbangkan para jamaah ke Arab Saudi.

Dia mengaku sempat menerima tangisan seorang jamaah yang berharap tetap bisa untuk diberangkatkan ke Tanah Suci tahun depan. Hal tersebut terjadi saat Abdullahi berusaha mengembalikan dokumen kepada jamaah itu. Dia memohon Abdullahi untuk menyimpan dokumen tersebut dengan harapan.

 

"Dalam era Covid-19, kemungkinan tidak akan ada tahun depan," kata Abdullahi seperti dikutip laman sahan Journal, Sabtu (27/6).

Harapan serupa juga disimpan oleh seorang jamaah dari biro perjalanan lain di Minnesota yang dimiliki Abdirahman Warsame. Biro perjalanan milik Abdirahman menawarkan pengembalian dana haji yang sudah dibayarkan.

Namun, Abdirahman mengatakan, tidak sedikit dari mereka yang meminta dirinya tetap menyimpan setoran 2.000 dolar AS itu dengan harapan bisa naik haji tahun depan. Dia mengungkapkan, bahkan ada salah satu kliennya yang berencana berangkat haji tahun ini meninggal karena Covid-19 pada Maret lalu.

"Banyak dari mereka yang tidak mempermasalahkan pengembalian dana itu karena tidak memiliki pilihan lain," katanya.

Salah seorang calon jamaah haji, Noor Siddiqui dan suaminya, Fahad berencana menunaikan ibadah tersebut pada Desember nanti. Namun mereka terpaksa membatalkan rencana itu. Keduanya tidak ingin mengambil resiko yang mungkin muncul.

Mereka mengaku tak percaya tidak bisa menginjak Tanah Suci tahun ini. Noor bahkan telah menelpon ayahnya sambil menangis karena batal berangkat. Keduanya mengaku berduka akan pembatalan tersebut.

Imam dari Islamic Dakwah Center di St. Paul, Hassan Jaamici terpaksa mencoba menghibur para calon jamaah yang gagal berangkat. Dalam kondisi penuh duka, dia mengatakan kepada para calon jamaah bahwa niat niat untuk pergi haji telah memiliki berkah tersendiri.

Hassan rencananya akan menemani 20 hingga 30 jamaah dari masjidnya untuk berangkat haji tahun ini. Dewan Hubungan Amerika-Islam (CAIR-MN) mengungkapkan bahwa ibadah haji merupakan perayaan bagi umat Islam di seluruh dunia.

Semangat ibadah terbagi merata bahkan kepada mereka yang tidak berangkat haji. Dia mengatakan, para biro perjalanan akan sangat terpukul karena mereka kehilangan acara tahunan untuk ziarah ke Makkah dan mata pencaharian mereka.

"Hampir setiap komunitas di seluruh dunia dapat mengatakan bahwa mereka memiliki perwakilan atau anggota komunitas mereka di sana," kata Direktur Eksekutif CAIR-MN, Jaylani Hussein.

Ibadah Haji biasanya menarik sekitar 2,5 juta Muslim di seluruh dunia. Mereka bersedia menghabiskan tabungan tahunan mereka untuk melakukan ibadah rukun Islam tersebut.

Hal tersebut menyusul besaran perjalanan haji yang bisa mencapai 6.500 dolar AS untuk akomodasi para jamaah. Sementara, AS biasa melayani perjalanan haji sekitar 12 ribu muslim setiap tahunnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement