Ahad 28 Jun 2020 14:53 WIB

Ini Langkah Awal Diversifikasi Pangan Lokal RI

peta jalan diversifikasi pangan dibuat dari hulu hingga ke hilir.

Rep: dedy darmawan/ Red: Hiru Muhammad
Pedagang sayur mayur melayani pembeli di Pasar Minggu, Jakarta, Senin (30/3). Kementerian Pertanian (Kementan) memastikan distribusi pangan nasional dapat berjalan lancar di tengah wabah virus corona (Covid-19), selain itu Kementan pun selalu memastikan agar stok dan produksi ada di sektor hulu
Foto: Prayogi/Republika
Pedagang sayur mayur melayani pembeli di Pasar Minggu, Jakarta, Senin (30/3). Kementerian Pertanian (Kementan) memastikan distribusi pangan nasional dapat berjalan lancar di tengah wabah virus corona (Covid-19), selain itu Kementan pun selalu memastikan agar stok dan produksi ada di sektor hulu

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Kementerian Pertanian meluncurkan gerakan diversifikasi pangan lokal sekaligus peta jalan diversifikasi pangan di Indonesia. Hal itu ditempuh untuk membangkitkan kembali potensi pangan lokal sebagai pangan pokok masyarakat yang saat ini terlalu bergantung kepada beras.

Kepala Badan Ketahanan Pangan, Kementan, Agung Hendriadi, mengatakan, peta jalan diversifikasi pangan dibuat dari hulu hingga ke hilir. Meliputi kegiatan produksi, pascapanen, manajemen stok, pengolahan komoditasnya, pemasaran, hingga pemanfaatan dan edukasi masyarakat.

Agung mengatakan, di tahap awal periode 2020-2021, Kementan akan fokus untuk membenahi penyediaan benih dan bibit unggul, pupuk serta pendampingan. Selanjutnya, pemetaan area tanam dan perluasan area pertanaman bagi pangan lokal yang merupakan khas dari masing-masing daerah.

"Kita mendorong komoditas pangan lokal non beras dikembangkan sesuai potensi dan spesifik lokasi. Satu wilayah harus punya satu keunggulan komoditas," kata Agung di Jakarta, Ahad (28/6).

Adapun, kata agung, komoditas yang bisa difokuskan yakni jagung, sagu, ubi kayu, talas, pisang, dan kentang. Karena itu, edukasi yang masif terhadap komoditas-komoditas itu harus segera dilakukan oleh semua pihak. "Sosialisasi dan edukasi akan terus digaungkan agar masyarakat tertarik untuk mengkonsumsi pangan lokal," katanya.

Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo mengakui, meski keanekaragaman pangan pokok di Indonesia amat cukup besar, kesadaran masyarakat masih rendah. Sebab, sejak lama masyarakat sudah bergantung pada komoditas beras. Ia mengatakan, mindset masyarakat pun telah terbentuk bahwa untuk mencapai rasa kenyang harus dengan mengkonsumsi nasi.

"Tentu ini perlu strategi. Merubah mindset yang harus dilakukan pertama kali. Kita harus terus berupaya untuk memenuhi kecukupan pangan bagi 267 juta populasi di Indonesia," katanya

Sebagaimana diketahui, Indonesia merupakan negara nomor tiga terbesar yang memiliki keanekaragaman hayati dan hewani. Setidaknya ada 100 jenis tumbuhan, umbi, dan serealia sebagai sumber karbohidrat, 100 jenis kacang-kacangan, 250 jenis sayuran, dan 450 jenis buah-buahan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement