Kamis 02 Jul 2020 11:29 WIB

Ratusan Jenazah Pekerja Filipina di Saudi Belum Dipulangkan

Ada 274 jenazah pekerja Filipina di Saudi belum dipulangkan.

Rep: Dea Alvi Soraya/ Red: Muhammad Hafil
Ratusan Jenazah Pekerja Filipina di Saudi Belum Dipulangkan. Foto:  Suasana karantina wilayah atau lockdown akibat virus corona di Provinsi Qatif, Arab Saudi.
Foto: Saudi Gazette
Ratusan Jenazah Pekerja Filipina di Saudi Belum Dipulangkan. Foto: Suasana karantina wilayah atau lockdown akibat virus corona di Provinsi Qatif, Arab Saudi.

REPUBLIKA.CO.ID,MANILA--Pemerintah Filipina mengajukan permintaan pemanjangan pemulangan ratusan pekerja mereka di Arab Saudi. Dalam pernyataannya pada Rabu (1/7) kemarin, Pemerintah Filipina mengatakan adanya masalah logistik yang mengharuskan penambahan lebih banyak waktu untuk mengangkut ratusan jenazah, yang kebanyakan meninggal karena Covid-19.

“Pada tanggal 4 Juli, kami harus membawa pulang sisa-sisa warga kami di sana. Kita harus melakukan itu karena jika tidak, pemerintah Saudi akan menguburkan mereka,” ujar Sekretaris Buruh Filipina, Silvestre Bello III dalam konferensi pers yang dikutip di Arab News, Kamis (2/7).

Baca Juga

Bello menjelaskan, saat ini terdata 274 jenazah pekerja Filipina di Arab Saudi yang perlu dipulangkan. Jumlah awal yang terdata, katanya, adalah 301 jenazah, dan 152 di antaranya meninggal karena Covid-19. Namun 23 dari mereka ternyata sudah dimakamkan di Arab Saudi.

Menurut dia, proses pemulangan jenazah memerlukan waktu yang tidak sebentar, mengingat cukup banyaknya hal yang harus diurus sebelum pemulangan. Mulai dari pengadaan visa keluar, hingga perizinan dari majikan dan keluarga terdekat, kata dia.

 

Adnan Alonto, Duta Besar Filipina untuk Arab Saudi, mengatakan, proses pemulangan semakin tersendat karena terhentinya aktivitas penerbangan selama hampir tiga bulan karena penguncian (lockdown).

“Selama kuncian hampir tiga bulan, tidak ada penerbangan. Jadi jenazah terus tertimbun dan belum dapat diselesaikan. Itu adalah penyebab terbesarnya," kata Alonto.

Sementara itu, Wakil Menteri Luar Negeri Filipina Brigido Dulay menunjukkan adanya kendala lain dalam proses pemulangan (repatriasi). Sebagiannya disebabkan ketidaksiapan penerbangan untuk memulangkan seluruh jenazah sesuai jangka waktu yang ditentukan Arab Saudi. Dia mencatat bahwa dokumen masih harus diselesaikan di Arab Saudi untuk memungkinkan pengangkutan mayat.

"Ada pertemuan antar lembaga kemarin. Rencana untuk membawa pulang mayat akan terus didorong. Satu-satunya masalah yang tersisa sekarang adalah masalah mayat yang terinfeksi COVID-19 karena Sekretaris Luar Negeri, Teodoro Locsin Jr konsisten memerintahkan bahwa kita harus membawa pulang semua orang kita, COVID-19 atau tidak. Tapi tentu saja, itu masih dikerjakan bersama pemerintah Arab Saudi,” jelas Dulay.

"Perpanjangan batas waktu 4 Juli juga sudah dibahas karena pada bagian Departemen Tenaga Kerja (DOLE) mereka harus memasang pesawat sewaan untuk yang satu ini, dan saya mengerti bahwa pesawat itu mungkin tidak tersedia pada 4 Juli," tambahnya.

Sebelumnya, DOLE menyatakan, terdapat dua pesawat yang akan didedikasikan untuk mengangkut jenazah dari seluruh bagian Kerajaan menuju Manila. Setibanya di Filipina, jenazah korban COVID-19 akan diangkut langsung ke krematorium yang telah ditentukan oleh anggota keluarga atau unit pemerintah setempat, dengan bantuan Departemen Pertahanan Nasional. Pada saat yang sama, mereka yang telah meninggal karena sebab lain akan diserahkan kepada keluarga masing-masing di bandara.

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement