Senin 06 Jul 2020 13:34 WIB

Palestina Peringatkan Israel Intifada Ketiga Berkobar

Palestina mengingatkan Israel intifada ketiga bisa berkobar jika paksakan aneksasi.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nashih Nashrullah
Palestina mengingatkan Israel intifada ketiga bisa berkobar jika paksakan aneksasi.  Pandangan pemukiman Yahudi Tepi Barat Palestina
Foto: AP / Oded Balilty
Palestina mengingatkan Israel intifada ketiga bisa berkobar jika paksakan aneksasi. Pandangan pemukiman Yahudi Tepi Barat Palestina

REPUBLIKA.CO.ID, RAMALLAH – Penasihat presiden Palestina Nabil Shaath memperingatkan Israel tentang kemungkinan terjadinya intifada (gerakan perlawanan) ketiga jika rencana pencaplokan Tepi Barat dilanjutkan. 

Dia menyebut hal itu tak hanya akan terjadi di Tepi Barat, tapi juga Jalur Gaza. "Ketika segala sesuatunya bergejolak dan menjadi intifada sepenuhnya, kita akan melihat kombinasi kekuatan antara Gaza dan Tepi Barat," kata Shaath saat diwawancara lembaga penyiaran The Kan pada Sabtu (4/7), dikutip laman Times of Israel.

Baca Juga

Dia memperkirakan gerakan perlawanan itu akan didanai oleh dunia Arab. Shaath mencatat Arab Saudi mengirim miliaran dolar AS selama beberapa hari pertama peristiwa intifada kedua yang meletus pada awal 2000-an.

Kala itu terjadi rentetan serangan bom bunuh diri dan aksi ofensif lainnya. Hal tersebut menyebabkan lebih dari seribu warga Israel tewas. 

Sebelumnya Fatah dan Hamas berjanji bersatu untuk menentang rencana pencaplokan Tepi Barat oleh Israel. 

Pejabat senior dari kedua belah pihak telah melakukan konferensi pers bersama yang jarang terjadi pada Kamis (2/7).

"Kami akan memberlakukan semua langkah yang diperlukan untuk memastikan persatuan nasional dalam upaya menentang pencaplokan (Tepi Barat)," ujar pejabat senior Fatah Jibril Rajub dalam konferensi pers di Ramallah, dikutip laman Al Araby.

Pejabat Hamas Saleh al-Arouri turut berpartisipasi melalui telekonferensi dari Beirut, Lebanon. "Hari ini kami ingin berbicara dengan satu suara," ujarnya menyambut pernyataan Rajub.

Arouri sangat menyambut konferensi pers bersama tersebut. Dia menggambarkan konferensi itu sebagai kesempatan untuk memulai fase baru antara Hamas dan Fatah yang terlibat perselisihan selama lebih dari satu dekade terakhir.

Pencaplokan sebagian wilayah Tepi Barat rencananya dilakukan pada Rabu (1/7) lalu. Namun Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memutuskan menunda pelaksanaannya. 

Kendati menunda, Netanyahu mengisyaratkan tetap melanjutkan pembicaraan terkait aneksasi dengan Amerika Serikat (AS).

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement