Selasa 07 Jul 2020 14:15 WIB

Covid-19 Memaksa Pengusaha Wisata Umroh Merumahkan Karyawan

Kemungkinan travel umroh dan haji khusus vakum sekitar hampir 10 bulan.

Rep: Ali Yusuf/ Red: Muhammad Fakhruddin
Covid-19 Memaksa Pengusaha Wisata Umroh Merumahkan Karyawan (ilustrasi)
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Covid-19 Memaksa Pengusaha Wisata Umroh Merumahkan Karyawan (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Pandemi Covid-19 membuat semua sektor wisata termasuk wisata umroh terdampak. Karena ada masalah dengan pamasukan yang memaksa banyak travel umroh dan haji khusus, bangkrut, dan terpaksa merumahkan karyawannya.

"Memang betul dunia pariwisata termasuk di antara usaha yang paling terdampak terkena coronavirus ini," kata Pemilik Travel Taqwa Tours, Rafiq Jauhari, saat dihubungi, Selasa (7/7).

Rafiq yang juga pembimbing ibadah haji dan umroh ini mengatakan, walaupun sekarang ini beberapa tempat wisata sudah mulai buka, baik wisata yang ada di dalam maupun luar negeri belum membuat keadaan perusahaan stabil.

"Wisata dakwah, wisata keagamaan rute ke Arab Saudi termasuk di antaranya haji dan umroh itu sampai sekarang belum dibuka dan belum tahu akan kapan dibuka," katanya.

Menurut dia, memang saat ini banyak beredar informasi yang memang belum  jelas sumbernya beredar di grup WhatsApp travel-travel umroh. Informasi yang beredar itu dimungkin umroh akan dibuka sekitar bulan bulan ke-3 di tahun 1442 Hijriyah atau tahun 2021 Masehi.

"Berarti sekitar bulan Rabiulawal itu kan artinya berarti akhir tahun 2020 atau awal tahun 2021 itu kemungkiman dibuka," katanya.

Artinya dari awal umroh itu ditutup sejak bulan Februari, sampai nanti akhir 2020 kemungkinan travel umroh dan haji khusus vakum itu sekitar hampir 10 bulan. Vakumnya perusahaan sampai 10 bulan ini tidak mungkin membuat travel-travel yang tidak kuat modal bertahan. "Karena vakumnya itu lama sekali," katanya.

Dalam kondisi ini kata dia wajar perusahaan tidak akan mampu bertahan dalam waktu lebih dari setengah tahun. Apalagi vakum karena ada kondisi Covid-19 ini sampai 10 bulan dan parusahaan mana yang bisa bertahan tanpa ada pamasukan selama itu.

"Makanya banyak sekarang ini travel-travel menutup kantornya," katanya.

Mereka terpaksa menutup kantor karena tidak bisa membiayai oprasional kantor. Oprasionaol kantor yang mesti dibayar di antaranya gaji karyawan bayar listrik dan pembayaran lainnya. Dan akan lebih parah lagi kalau kantornya masih menyewa.

"Jadi wajarnya seperti itu ya kemungkinan gak bisa lah (bertahan alias bangkrut)," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement