REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Universitas Gadjah Mada (UGM) mendukung pengembangan UMKM di Tanah Air. Salah satunya melalui pendampingan pemanfaatan teknologi, manajemen, finansial, penyelenggaraan lokakarya dan penumbuhan jejaring usaha kemitraan.

Direktur Direktorat Pengabdian kepada Masyarakat UGM, Prof. Irfan Dwidya Prijambada menekankan, dukungan UGM diberikan agar UMKM-UMKM di Tanah Air tidak cuma mampun terus berkarya. Tapi, senantiasa berkreasi dan berinovasi.

"Mendorong agar UMKM terus semangat dalam mengembangkan usaha bisnisnya," kata Irfan lewat rilis yang diterima Repulika, Selasa (7/7).

Salah satu mitra binaan UGM, Rita Lestari, menjalankan usaha batik memakai bahan alam ramah lingkungan dan aman bagi pengguna. Usaha diawali Juni 2015 di Dusun Mantaran, RT 03, RW 11, Desa Trimulyo, Kecamatan Sleman, Sleman.

Awalnya, ide usaha didapat saat mengikuti pelatihan dari Disperindag Sleman. Pada 2018, Rita berkesempatan mengikuti temu bisnis yang diadakan UGM, yang menjadi awal baru bagi Rita dan batiknya.

UGM mengundangnya bekerja sama karena konsep batik ramah lingkungan sejalan komitmen menjaga lingkungan. Rita mengaku senang batiknya diapresiasi, dan difasilitasi memproduksi kain batik dan taplak meja menggunakan pewarna alam.

"UGM mulai menggunakan batik kami, seperti taplak meja ataupun kain batik untuk cinderamata," ujar Rita.

Di tengah-tengah pandemi Covid-19, usaha batik Rita jadi salah satu terdampak karena sebelumnya mampu memproduksi 50 lembar kain batik tiap bulan. Meski begitu, Rita memiliki cita-cita besar turut mengangkat perekonomian negara.

Salah satunya, kata Rita, lewat langkah-langkah kecil tapi nyata seperti mempekerjakan tetangga sekitar. Ia meyakini, dukungan UGM mampu membuat usahanya lebih besar karena banyak wawasan baru yang didapatkan.

"Senang karena mendapat pekerjaan bersama teman-teman dan termotivasi untuk maju seperti teman-teman yang sukses," kata Rita.

Ikuti Whatsapp Channel Republika