Selasa 07 Jul 2020 19:27 WIB

Arab Saudi Hidupkan Kembali Font Bersejarah

Arab Saudi mengembalikan kota Diriyah sebagai lokasi lahirnya bangsa Saudi.

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Ani Nursalikah
Font Diriyah yang bersejarah di Arab Saudi.
Foto: Arab News
Font Diriyah yang bersejarah di Arab Saudi.

REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Kerajaan Arab Saudi menunjuk otoritas Pembangunan Gerbang Diriyah (DGDA) untuk mengembalikan kota bersejarah Diriyah sebagai lokasi lahirnya bangsa Arab Saudi. Salah satu yang dihidupkan lagi ialah font Diriyah atau tata huruf yang telah lama tenggelam sejarah.

Rencananya, font Diriyah yang bersejarah itu digunakan pada penulisan digital di Arab Saudi. DGDA meyakini font Diriyah sebagai materi komunikasi yang otentik dan asli.

Baca Juga

Direktur Perencanaan Strategis DGDA, Talal Kensara mengungkap font Diriyah pertama digunakan oleh cucu Sheikh Mohammed bin Abdulwahab, Sheikh Sulayman bin Abdullah bin Abdulwahab. Tulisan dari font Diriyah dianggap dianggap karya kaligrafi luar biasa di zamannya.

"Manuskrip di wilayah Diriyah yang sangat terkenal sudah ditemukan dan kami pikirkan bagaimana mengekstrak font Diriyah dari dokumen bersejarah," kata Kensara dilansir dari Arab News, Selasa (7/7).

Desain font Diriyah didasarkan pada hasil kaligrafi Diriyah yang hancur pada 1818. Dengan demikian font Diriyah diperkirakan ada saat negara Arab Saudi pertama berdiri pada 1744-1818.

"Tapi manuskrip yang kami gunakan tercatat dibuat pada 1803-1814 di masa Imam Saud bin Abdul Aziz bin Muhammad," ujar Kensara.

DGDA hadir dengan tujuan menghidupkan tipografi yang ditemukan di manuskrip Almuqana yang mengandung font Diriyah. Gaya tulisannya juga punya karakter Thuluth dan Naskh.

Font Diriyah sebenarnya terkenal ketika banyak pelancong dari semenanjung Arab pergi ke bekas Ibu Kota Saudi untuk belajar. DGDA sendiri telah memakai font Diriyah dalam komunikasi internalnya.

"Ada rencana besar untuk mengumumkan font ini dan digunakan secara luas pada berbagai format dalam waktu dekat ini," ujar Kensara.

DGDA dibantu oleh Kementerian Kebudayaan Arab Saudi dan ahli kaligrafi internasional agar rencana itu dapat terealisasi. Para ahli kaligrafi mengekstrak font Diriyah dari manuskrip lama agar dibuat versi terbarunya. Font Diriyah nantinya tersedia untuk abjad Arab dan Inggris.

"Kami mampu mengekstrak font abjad Inggris dari font Arab. Semangat dan karakternya tetap sama seperti diwariskan sejarah," ucap Kensara. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement