Rabu 08 Jul 2020 06:49 WIB

Walkot Semarang: Masih Banyak Warga 'Bandel'

Pemkot Semarang akan memetakan titik mana saja yang perlu dikencangkan peraturannya.

Anggota Satlantas Polres Semarang melaksanakan operasi di jalan utama Kota Ungaran, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah
Foto: Republika/Bowo Pribadi
Anggota Satlantas Polres Semarang melaksanakan operasi di jalan utama Kota Ungaran, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi mengatakan pelonggaran yang diberikan selama pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PKM) di masa pandemi Covid-19, belum dimanfaatkan secara bijak oleh masyarakat.

"Masyarakat banyak yang belum memahami makna pelonggaran, masih ditemukam warga yang bandel," kata wali kota yang akrab disapa Hendi ini di Semarang, Selasa (7/7).

Ia menegaskan prosedur operasional standar tentang kesehatan menjadi prasyarat utama saat pemberlakuan PKM yang telah memberi sejumlah pelonggaran. Oleh karena itu, kata dia, Pemkot Semarang akan memetakan titik-titik mana saja di Ibu Kota Jawa Tengah ini yang akan dikencangkan maupun dilonggarkan.

Menurut dia, Pemkot Semarang masih akan melakukan tes cepat maupun usap secara massal di pusat-pusat keramaian maupun kerumunan masyarakat. Ia menjelaskan upaya untuk melakukan penelusuran akan terus dilakukan agar tidak terjadi penularan lebih luas. "Akan sedetil mungkin kami ungkap," katanya.

Pemkot Semarang sendiri telah memperpanjang masa pemberlakukaan PKM sejak 6 Juli 2020 hingga batas waktu yang belum ditentukan. Menurut Hendi, Peraturan Wali Kota Semarang tentang PKM itu bisa saja dihapus jika kasus positif Covid-19 menunjukkan penurunan, begitu pula bisa saja ditambah pasal-pasal untuk melakukan pengetatan jika angka penderitanya masih tinggi.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement