Rabu 08 Jul 2020 18:11 WIB

Ragu Kehalalan Makanan Bantuan Australia, Muslimah Curhat

Muslimah curhat di akun TikTok soal kehalalan bantuan makanan Australia.

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Nashih Nashrullah
Muslimah curhat di akun TikTok soal kehalalan bantuan makanan Australia. Bendera Australia (ilustrasi)
Muslimah curhat di akun TikTok soal kehalalan bantuan makanan Australia. Bendera Australia (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE – Seorang Muslimah meragukan kehalalan makanan yang diberikan padanya dari pemerintah Australia. Muslimah tersebut tinggal di apartemen publik dan tak bisa kemana-mana karena mengalami lockdown sejak Sabtu. 

Muslimah itu membagikan ceritanya di akun TikToknya Dekaspammmm tentang pembagian makanan dari pemerintah. Ia mengutarakan ceritanya dalam beberapa video TikTok.

Baca Juga

"Pada hari pertama kami menerima beberapa roti dan daging. Percayalah, anda tak akan memakannya jika bisa beli makan sendiri," kata Dekaspammmm seperti dilansir dari Dail Mail pada Rabu (8/7).

Dekaspammmm mengingatkan pemerintah Australia agar memperhatikan makanan yang diberikan pada masyarakat. Sebab Muslim punya aturan sendiri dalam hal konsumsi makanan.

"Saya Muslim. Saya tak bisa makan sesuatu yang tidak halal, saya tidak tahu apa ini makanan yang diberikan," ujar Dekaspammmm.

Dekaspammmm mengajurkan agar Lembaga Pelayanan Sosial Muslim Australia (AMSSA) dilibatkan dalam penyaluran makanan. Sehingga Muslim dapat meyakini makanan yang diterima berstatus halal. Sayangnya, Dekaspammmm mengklaim AMSSA kesulitan menyalurkan bantuan ke masyarakat.

"AMSSA punya banyak suplai sekarang, tapi masalahnya mereka tak bisa mencapai kami. Mereka tak bisa datang kesini. Prosedurnya merepotkan," ucap Dekaspammmm.

Dalam akun resmi Instagram AMSSA, disebutkan bahwa mereka mulai mendistribusikan makanan ke apartemen di Melbourne hari ini. AMSSA mengakui adanya penolakan penyerahan bantuan hingga berkali-kali.  

"Kami sudah berhenti menerima donasi karena sudah terlalu banyak sampai tak ada ruangan lagi untuk penyimpanan. Terimakasih atas dukungannya," tulis AMSSA.

Sebelumnya, Kota Melbourne di Negara Bagian Victoria, Australia, kembali menerapkan karantina wilayah (lockdown) selama enam pekan ke depan pada Selasa (7/7). Hal itu dilakukan guna mengekang penyebaran Covid-19.

Mulai Rabu (8/7) tengah malam 4,9 juta warga Melbourne diharuskan tinggal di rumah. Mereka hanya diperkenankan keluar untuk keperluan penting seperti bekerja, berbelanja logistik, dan menghadiri janji medis. Restoran dan kafe tetap diizinkan beroperasi, tapi hanya melayani pembelian yang dibawa pulang. Sementara salon dan pusat kebugaran ditutup. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement