Kamis 09 Jul 2020 04:35 WIB

Buku Jihad dan Qitaal Masyumi Priangan 1946

Jihad itu sangat bermakna dalam perjuangan kemerdekaan RI

Buku Jihad dan Qitaal tahun 1946
Foto: jejakislam
Buku Jihad dan Qitaal tahun 1946

REPUBLIKA.CO.ID, Beggy Rizkiansyah, Peminat Sejarah dan Aktivis Pegiat Jejak Islam untuk Bangsa

Jihad saat ini seperti salah satu kata yang mendapat kesan negatif. Padahal kata ini dahulu adalah salah satu jembatan menuju kemerdekaan Indonesia. Buku terbitan Masyumi daerah Priangan (Jawa Barat) ini adalah salah satu dokumen yang bisa memberikan pengetahuan kepada kita bagaimana para pejuang kemerdekaan memaknai Jihad dan Qitaal.

Diterbitkan pada bulan Januari tahun 1946, buku tipis ini menjelaskan hukum Islam tentang jihad dan peperangan. Ia menjelaskan landasan, aturan serta batasan-batasan dalam peperangan. Kalimat-kalimat yang dipakai dalam buku ini memperlihatkan  keadaan mental pada saat itu, yaitu masa-masa revolusi kemerdekaan. Buku ini adalah bagian dari sejarah berdirinya Sabilillah dan Hizbullah yang turut mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Setidaknya dapat kita katakan buku ini turut menjadi penyokong kemauan jihad umat Islam di Indonesia.

Selain berisi tentang hukum-hukum Islam tentang jihad dan peperangan, buku ini juga dilengkapi dengan tulisan dari Moh. Natsir, yang berjudul “Tentara Allah” dan Kiyai Abdoessalam yang berjudul “Sifat Moedjahiddin.”

Kehadiran buku ini memberikan makna pada kita saat ini bahwa jihad bukanlah suatu hal yang negatif, bahkan ialah yang mendorong umat Islam di Indonesia untuk memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaannya. Umat Islam di Indonesia telah berjuang dan dalam perjuangannya, ia memiliki batasan-batasan dan aturan yang menghargai harkat manusia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement