Rabu 08 Jul 2020 23:04 WIB

Font Diriyah, Huruf Bersejarah yang Dihidupkan Kembali

Ditemukan sebuah manuskrip yang sangat terkenal di Diriyah.

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Muhammad Fakhruddin
Font Diriyah, Huruf Bersejarah yang Dihidupkan Kembali. Ilustrasi manuskrip-manuskrip kuno
Foto: Amusing Planet
Font Diriyah, Huruf Bersejarah yang Dihidupkan Kembali. Ilustrasi manuskrip-manuskrip kuno

REPUBLIKA.CO.ID,RIYADH -- Font atau rupa huruf baru yang memiliki inspirasi secara historis akan digunakan sebagai bagian dari jenis huruf digital untuk salah satu proyek utama Arab Saudi.

Dilansir di Arab News, Otoritas Pengembangan Diriyah Gate (DGDA) akan meluncurkan fon sebagai bagian dari keluarga baru tipografi digital yang disebut "Font Diriyah". Rupa huruf ini akan menambah gaya otentik dan asli untuk bahan penamaan dan komunikasi.

Direktur Perencanaan Strategis DGDA, Talal Kensara, mengatakan "Font Diriyah" ini pertama kali digunakan oleh cucu Sheikh Mohammed bin Abdulwahab. Sebuah naskah sejarah digunakan untuk inspirasi desain.

Almuqana oleh Ibn Qudamah, dalam tulisan tangan Syekh Sulaiman bin Abdullah bin Abdulwahab, dianggap sebagai salah satu karya kaligrafi terbesar di zamannya.

"Ditemukan sebuah manuskrip yang sangat terkenal di Diriyah. Kami berpikir bagaimana cara agar dapat mengekstrak fon yang berhubungan dengan Diriyah dari dokumen-dokumen sejarah," ujar Kensara dikutip di Arab News, Selasa (7/7).

Desain fon yang dipilih didasarkan pada sekolah kaligrafi di Diriyah dan dihancurkan pada tahun 1818. Manuskrip ini dinilai berasal dari negara Saudi pertama, antara 1744 dan 1818. Tetapi, naskah yang digunakan bertanggal antara 1803 dan 1814, pada masa Imam Saud bin Abdul Aziz bin Muhammad.

Dengan tujuan menghidupkan kembali aspek tipografi tertentu yang ditemukan dalam kaligrafi naskah Almuqana, gaya tulisan yang dibuat menggabungkan karakteristik Thuluth dan Naskh.

Hasil kolaborasi ini melahirkan font Diriyah lama. Karya ini menjadi terkenal setelah banyak masyarakat Saudi bepergian melintasi Semenanjung Arab ke bekas ibu kota Saudi untuk belajar.

DGDA sendiri disebut mulai menggunakan fon dua tahun lalu dalam komunikasi internalnya. Kensara menyebut tidak sabar untuk menyebarluaskan penggunaan fon ini sesegera mungkin.

“Ada rencana besar untuk mengumumkan fon dan menggunakannya secara luas dalam banyak format serta mode dan cara. Kami sedang bekerja dengan Kementerian Kebudayaan untuk mengumumkan fon bersama," kata dia.

Ia juga menambahkan, dalam proses pembuatannya, DGDA dibantu oleh sejumlah kaligrafer internasional terkenal. Mereka mengekstraksi fon dari naskah lama dan menciptakan versi yang diperbarui.

Versi baru ini telah disetujui secara ilmiah. Kensara menyebut tidak pernah membayangkan jika proses mengekstraksi fon akan serumit itu. Adapun rupa huruf baru ini nantinya tersedia dalam bahasa Inggris dan Arab.

Mengenai fon dalam bentuk bahasa Inggris ini, ia menyebut memang tidak ada nilai historisnya. Namun, para kaligrafer menggunakan karakter yang sama dari fon Arab untuk menghasilkan rupa huruf bahasa Inggris.

"Kami dapat mengekstrak fon bahasa Inggris dari fon Arab. Mereka memiliki semangat dan karakter yang sama," katanya.

Dia juga menambahkan fon ini akan menyediakan banyak kegunaan dan peluang. Ada buku khusus yang akan menunjukkan rupa huruf dan nilainya. Serta memiliki simposium di dalam universitas dan mengundang industri ilmiah untuk menjelajahi fon juga. 

Sumber: https://www.arabnews.com/node/1701016/saudi-arabia

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement