Kamis 09 Jul 2020 08:59 WIB

Berqurbanlah Hanya Karena Allah

Orang bisa diketahui ketaqwaannya dengan ibadah qurban.

Rep: Ali Yusuf/ Red: Muhammad Fakhruddin
Berqurbanlah Hanya Karena Allah (ilustrasi).
Foto: republika.co.id
Berqurbanlah Hanya Karena Allah (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Qurban secara bahasa adalah mendekatkan diri kepada Allah dengan menyembelih hewan atau dengan perbuatan baik lainnya. Maka berqurban merupakan ibadah yang mulia, dan tidak boleh diniatkan untuk selain Allah.

Dosen STID DI Al Hikmah, Jakarta Ustaz Hermansyah, Lc. MA mengatakan hal itu sebagaimana dijelaskan dalam hadits bahwa berqurban walaupun dengan seekor lalat bisa menyebabkan seseorang masuk ke dalam neraka jika bukan karena Allah.

"Berkorbanlah.” Maka dia menjawab, “Aku tidak punya apa-apa untuk dikorbankan.” Maka mereka mengatakan, “berkorbanlah, walaupun hanya dengan seekor lalat.” 

Maka dia pun berkorban dengan seekor lalat, sehingga mereka pun memperbolehkan dia untuk lewat dan meneruskan perjalanan. Karena sebab itulah dia masuk neraka.

Ustaz Hermansyah menuturkan, ketika itu juga putra Nabi Adam yaitu Qabil dan Habil melakukan qurban tapi ternyata qurban Habil diterima dan qurban Qabil tidak diterima. Semua itu karena Qabil tidak dilandasi ketaqwaan, kurang ikhlas dan berqurban dengan sesuatu yang kurang berharga.

"Oleh karena itu berqurban merupakan bukti ketaqwaan seorang hamba kepada Allah. Dan berqurban adalah upaya mendekatkan diri kepada Allah yang merupakan perbuatan terpuji dan diperintahkan oleh Allah," katanya.

Orang bisa diketahui ketaqwaannya dengan ibadah qurban. Karena taqwa itu harus dibuktikan dengan ketaqwaan sosial. Dan sifat pelit atau menahan harta adalah bukan sifat orang yang bertaqwa. 

Oleh karena itu barang siapa diberikan keluasan rezeki lalu dia tidak mau berqurban maka amat dicela oleh Rasulullah SAW  dalam sabdanya :  

"Barangsiapa yang memiliki kelapangan untuk berqurban, namun dia tidak berqurban, maka janganlah ia mendekati tempat sholat kami." HR Ibnu Majah, Ahmad dan Al Hakim.

Para ulama menyatakan hadits ini menunjukkan bahwa nabi tidak suka ia mendekati musholla Nabi SAW, padahal sholat itu ibadah yang paling agung dan diwajibkan, dan itu juga menunjukkan betapa besar dosa orang yang mampu dan tidak mau berqurban.

Dan kita pun mengetahui bahwa ibadah qurban itu juga meneladani sosok bapaknya para nabi yaitu Nabi Ibrahim AS dan anaknya Ismail AS. Nabi Ibrahim adalah sosok yang diuji kedekatannya dengan Allah. Apakah Ibrahim lebih mengutamakan kedekataan dengan Allah atau tidak. 

Hingga beliau diuji oleh Allah dengan sosok anaknya yang beliau sayangi  untuk diqurbankan dan ternyata Ibrahim memenuhi perintah Allah dan akhirnya Allah menggantinya dengan seekor kibas yang besar karena pengorbanan nabi Ibrahim tersebut. 

Dan mendekatkan diri kepada Allah itu bagi orang beriman adalah tujuan dari segala tujuan. Allah berfirman 

قُلْ إِنَّ صَلاَتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ

“Katakanlah: sesungguhnya sholatku, sembelihanku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam.”(Al An’am:162)

Oleh karena itu ia harus diupayakan semaksimal mungkin dan sebaik mungkin. Dan sungguh kita terharu bahwa ketika ada berita istimewa dari seorang ibu yang hidup sebatang kara dan berprofesi sebagai pemulung menyetorkan uangnya 10 juta ke masjid untuk berqurban. 

Betapa mulianya manusia seperti itu disisi Allah. Ia telah berjuang untuk mendekatkan diri kepada Allah dengan ibadah qurbannya dan hasil usaha jerih payahnya. Dan kelak orang seperti ini akan mendapatkan kedudukan yang tinggi dan dekat dengan Allah di surganya kelak. Dia rela hidup sederhana tapi masih berbagi dan peduli kepada orang lain. Dia telah memenuhi perintah Allah : "Maka sholatlah kamu dan berqurbanlah".

"Semoga hati kita terketuk untuk secara rutin berqurban demi kedekatan diri kita kepada Allah dan demi menggapai surga-Nya. Aamin ya Rabbal Alamin," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement