Kamis 09 Jul 2020 15:39 WIB

Wapres Juga Perkirakan Ekonomi Pulih Total pada 2022

Semakin cepat penanganan Covid-19, semakin cepat ekonomi pulih.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Friska Yolandha
Wakil Presiden Maruf Amin.
Foto: ADITYA PRADANA PUTRA/ANTARA
Wakil Presiden Maruf Amin.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden Ma'ruf Amin memperkirakan ekonomi Indonesia akan benar-benar pulih setelah melalui pandemi Covid-19, pada 2022 mendatang. Setidaknya, kata Ma'ruf dibutuhkan hampir dua tahun agar ekonomi nasional kembali seperti sedia kala.

"Saya berpendapat paling tidak dibutuhkan sampai 2022 untuk ekonomi dapat dikatakan pulih kembali," kata Ma'ruf saat berdialog dengan peserta program pendidikan reguler angkatan (PPRA) LEMHANNAS angkatan 60 dan 61 secara virtual, Kamis (9/7).

Baca Juga

Ma'ruf mengungkap, saat ini banyak teori yang memperkirakan ekonomi Indonesia ke depan. Ada yang memperkirakan ekonomi akan tumbuh rendah, bahkan negatif pada kuartal kedua dan akan membaik pada kuartal ketiga dan keempat.

Namun, lanjut Ma'ruf, ada yang mengatakan, ekonomi baru akan pulih kuartal keempat dan kuartal pertama tahun 2021.

"Agak sulit untuk memperkirakan secara pasti, tapi yang pasti kita hadapi sekarang adalah krisis pandemi Covid-19, semakin cepat kita dapat menangani Covid-19 maka semakin cepat kita akan memulihkan ekonomi kita," ujarnya.

Karenanya, untuk menuju itu, ia menilai perlunya merevisi rencana pembangunan jangka 

menengah nasional (RPJMN) agar memberikan prioritas pada program dan kegiatan yang benar-benar produktif. Menurutnya juga, upaya menata kembali kegiatan agar target Pemerintahan yang menyangkut kesejahteraan masyarakat dapat tercapai pada 2024.

Ma'ruf mengatakan, saat ini Pemerintah juga melakukan refocusing pada sektor kesehatan, penanganan dampak sosial, dan stimulus ekonomi serta saat ini memasuki pemulihan. Ma'ruf mengungkap, anggaran juga bertambah dari Rp 405 trilliun menjadi Rp 699 triliun.

Namun, jumlah ini kata Ma'ruf, bisa bertambah jika terjadi perburukan ekonomi sebagai dampak pandemi Covid-19.

Karena itu, proyek-proyek yang membutuhkan biaya besar saat ini akan ditunda sampai 2022 atau 2023.

"Hanya ditunda, tidak dibatalkan karena ada perubahan refocusing tadi, kita meyakini bisa melewati masa sulit selama 2020-2021, maka kita akan cepat tumbuh kembali pada tahun 2022 dan 2023 dengan meningkatnya kemampuan kita pada tahun itu," ungkapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement