Kamis 09 Jul 2020 20:25 WIB

Rasulullah Nyaris Tangkap Ifrit dan Pola Jin Curi Kabar Gaib

Rasulullah SAW nyaris menangkap jin Ifrit yang hendak mengganggu sholat.

Rep: Syalaby Ichsan/ Red: Nashih Nashrullah
Rasulullah SAW nyaris menangkap jin Ifrit yang hendak mengganggu sholat. Kaligrafi bertluliskan Muhammad
Foto: wikipedia
Rasulullah SAW nyaris menangkap jin Ifrit yang hendak mengganggu sholat. Kaligrafi bertluliskan Muhammad

REPUBLIKA.CO.ID, Dalam bahasa Arab, kata gaib bermakna segala yang luput dari mata mes kipun diyakini kebenarannya. Indra manusia yang terbatas tak mampu menembus alam tersebut. Hanya, Allah memberi anugerah kepada Nabi dan Rasul untuk mengetahui sedikit dari yang gaib. 

Nubuwat dari Nabi SAW yang sudah terjadi dan akan terjadi menjadi salah satu keistimewaan tersebut.

Baca Juga

عَالِمُ الْغَيْبِ فَلَا يُظْهِرُ عَلَىٰ غَيْبِهِ أَحَدًا إِلَّا مَنِ ارْتَضَىٰ مِنْ رَسُولٍ فَإِنَّهُ يَسْلُكُ مِنْ بَيْنِ يَدَيْهِ وَمِنْ خَلْفِهِ رَصَدًا

"(Dia adalah Tuhan) yang mengetahui yang gaib, Dia tidak memperlihatkan kepada seorang pun tentang yang gaib itu. Kecuali kepada Rasul yang diridhai-Nya, maka sesungguhnya Dia mengadakan penjaga-penjaga (ma laikat) di muka dan di belakangnya." (QS al-Jin: 26-27).

Dunia gaib ini juga coba di akses manusia-manusia lain. Mereka menjadikan kaum jin sebagai media untuk menerawang apa yang tidak tampak. Mereka sadar jika kaum jin pernah menjadi penyadap informasi dari langit. 

وَأَنَّا لَمَسْنَا السَّمَاءَ فَوَجَدْنَاهَا مُلِئَتْ حَرَسًا شَدِيدًا وَشُهُبًا وَأَنَّا كُنَّا نَقْعُدُ مِنْهَا مَقَاعِدَ لِلسَّمْعِ ۖ فَمَنْ يَسْتَمِعِ الْآنَ يَجِدْ لَهُ شِهَابًا رَصَدًا

"Dan sesungguhnya kami telah mencoba mengetahui (raha sia) langit maka kami mendapati nya penuh dengan penjagaan yang kuat dan panah-panah api, dan sesungguhnya kami dahulu dapat menduduki beberapa tem pat di langit itu untuk mendengar-dengarkan (berita-berita nya). Tetapi, sekarang barang siapa yang (mencoba) mendengar-dengarkan (seperti itu) tentu akan menjumpai panah api yang mengintai (untuk membakarnya)." (QS al-Jin: 8-9).

إذا قضى الله الأمر في السماء، ضربت الملائكة بأجنحتها خضعانا لقوله، كأنه سلسلة على صفوان، فإذا فزع عن قلوبهم قالوا:ماذا قال ربكم؟ قالوا للذي قال: الحق، وهو العلي الكبير، فيسمعها مسترق السمع، ومسترق السمع هكذا بعضه فوق بعض - ووصف سفيان بكفه فحرفها، وبدد بين أصابعه - فيسمع الكلمة فيلقيها إلى من تحته، ثم يلقيها الآخر إلى من تحته، حتى يلقيها على لسان الساحر أو الكاهن، فربما أدرك الشهاب قبل أن يلقيها، وربما ألقاها قبل أن يدركه، فيكذب معها مائة كذبة، فيقال: أليس قد قال لنا: يوم كذا، كذا وكذا! فيصدق بتلك الكلمة التي سمع من السماء

Hadits sahih Bukhari menjelaskan lebih detail tentang masalah ini. "Ketika Allah menetapkan suatu urusan di langit, malaikat lantas meletakkan sayapnya dalam rangka tunduk pada perintah Allah. Firman Allah yang mereka dengarkan itu seolah-olah seperti suara gemerincing rantai di atas batu. Hal ini memekakkan mereka. Apabila rasa takut telah dihilangkan dari hati mereka, mereka mengucapkan, 'Apa yang telah difirmankan oleh Rabb kalian?' Mereka menjawab, 'Perkataan yang benar. Dia Mahatinggi lagi Mahabesar.'" 

"Setan-setan penyadap berita itu pun mendengarkan berita itu. Para penyadap berita itu posisinya saling bertumpuk-tumpukkan. Sufyan menggambarkannya dengan memiringkan telapak tangannya dan merenggangkan jari-jemarinya. Jika setan yang di atas mendengar berita itu, segera disampaikan kepada setan yang berada di bawahnya. Kemudian, yang lain juga menyampaikan kepada setan yang berada di bawah nya hingga sampai kepada tukang sihir dan dukun."

"Terkadang setan penyadap berita itu terkena api sebelum sempat menyampaikan berita itu. Terkadang pula setan itu bisa menyampaikan berita itu sebelum terkena api. Lalu, dengan berita yang didengarnya itulah tukang sihir atau dukun membuat 100 kedustaan. Orang-orang yang mendatangi tukang sihir atau dukun pun mengatakan, 'Bukankah pada hari ini dan itu, dia telah mengabarkan kepada kita bahwa akan terjadi demikian dan demikian?'" Akibatnya, tukang sihir dan dukun itu pun dipercaya karena satu kalimat yang telah didengarnya dari langit. (HR Bukhari no 4800).

Dalam hadits yang lain, dikisahkan jika Nabi SAW hendak menangkap Jin Ifrit dan memperlihatkannya kepada manusia. Namun, Rasulullah membatalkan niatnya itu. Dari Abu Hurairah, dari Nabi SAW bersabda: 

إِنَّ عِفْرِيتًا مِنَ الْجِنِّ تَفَلَّتَ عَلَيَّ الْبَارِحَةَ - أَوْ كَلِمَةً نَحْوَهَا - لِيَقْطَعَ عَلَيَّ الصَّلَاةَ فَأَمْكَنَنِي اللهُ مِنْهُ فَأَرَدْتُ أَنْ أَرْبِطَهُ إِلَى سَارِيَةٍ مِنْ سَوَارِي الْمَسْجِدِ حَتَّى تُصْبِحُوا وَتَنْظُرُوا إِلَيْهِ كُلُّكُمْ فَذَكَرْتُ قَوْلَ أَخِي سُلَيْمَانَ: رَبِّ ﴿هَبْ لِي مُلْكًا لا يَنْبَغِي لِأَحَدٍ مِنْ بَعْدِي﴾ [ص:35] قَالَ رَوْحٌ: فَرَدَّهُ خَاسِئًا

 "Sesungguhnya Ifrit dan bangsa jin tadi malam menampakkan diri kepadaku, atau dengan kalimat lain seperti itu, untuk memotong sholatku. Maka, Allah memberikan kemungkinan kepadaku untuk menangkapnya, aku ingin mengikatnya pada salah satu tiang dari tiang-tiang masjid sehingga waktu pagi agar kalian semua dapat melihatnya. Tapi, aku teringat ucapan saudaraku Sulaiman (dalam doanya), "Ya Allah! Ampunilah aku dan beri lah aku kerajaan yang tidak layak bagi seorang pun setelahku. "Maka, Allah mengembalikan Ifrit da lam keadaan hina." (HR Al Bukhari).   

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement