Kamis 09 Jul 2020 22:34 WIB

Madrasah di Semarang Sedikit Beruntung Soal Akses Listrik

Sejumlah madrasah di Kabupaten Semarang memiliki akses kelistrikan.

Rep: Bowo Pribadi / Red: Nashih Nashrullah
Sejumlah madrasah di Kabupaten Semarang memiliki akses kelistrikan. Meteran listrik, ilustrasi
Sejumlah madrasah di Kabupaten Semarang memiliki akses kelistrikan. Meteran listrik, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, UNGARAN— Madrasah yang ada di wilayah Kabupaten Semarang boleh bersyukur. Di tengah persoalan ratusan madrasah yang belum memiliki akses kelistrikan di wilayah Provinsi Jawa Tengah, madrasah yang ada di Kabupaten Semarang relatif lebih beruntung.

Sejauh ini, masalah akses listrik memang bukan menjadi persoalan bagi madrasah yang ada di daerah tersebut, kecuali dukungan sarana dan prasarana pendidikan yang masih di bawah standar.

Baca Juga

Setidaknya, ini diungkapkan Kasi Pendidikan Madrasah Kantor Kementerian Agama Kabupaten Semarang, Mohamad Solichin, yang dikonfirmasi seputar akses kelistrikan madrasah yang ada di Kabupaten semarang.

Menurutnya, Jumlah Madrasah Ibtidaiah di Kabupaten Semarang mencapai 164. Enam di antaranya berstatus MI negeri dan sebanyak 158 MI swasta.

Sedangkan jumlah madrasah tsanawiah (MTs) mencapai 42, satu di antaranya berstatus MTs negeri dan selebihnya, 41 merupakan MTs swasta. Sedangkan untuk madrasah Aliyah (MA) mencapai 10 yang terdiri atas dua MA negeri serta delapan MA Swasta.

Terkait dengan sarana kelistrikan pendukung kegiatan di semua madrasah, baik yang negeri maupun yang swasta, yang ada di wilayah Kabupaten Semarang, diakuinya tidak ada persoalan.

“Alhandulillah, beberapa madrasah yang lokasinya cukup jauh dari pusat pemerintahan kecamatan pun telah terpenuhi akses kelistrikannya,” jelas Solichin, di Ungaran, Kabupaten Semarang, Kamis (9/7).

Yang menjadi problem sampai dengan hari ini, ungkapnya, masih seputar sarana dan prasarana pendukung kegiatan di sejumlah madrasah, yang menurutnya, masih sangat membutuhkan perhatian.

Khususnya madrasah yang harus membiayai secara mandiri tanpa menggantungkan dukungan pemerintah. “Karena masih ada sarana dan prasarana madrasah yang kondisinya belum memenuhi standar,” katanya.

Solichin juga menyampaikan, dibandingkan MI dan MTs, kondisi sarana dan prasarana yang belum memenuhi standar banyak ditemukan di MI. “Selain jumlah MI yang lebih banyak,  keberadaannya ada sampai di pelosok- pelosok wilayah perdesaan,” tambahnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, Kemenag RI telah merilis ribuan madrasah yang ada di pulau Jawa belum memiliki akses terhadap aliran listrik guna mendukung berbagai kegiatan pendidikan di lingkungan belajarnnya.

Daerah tertinggi dengan madrasah yang belum memiliki akses listrik adalah Jawa Timur yang mencapai 2.945 madrasah. Berikutnya Jawa Barat yang mencapai 2.522 madrasah. Sedangkan di Jawa Tengah masih ada 870 madrasah yang belum memiliki akses terhadap listrik.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement