Jumat 10 Jul 2020 09:33 WIB

Usul Rusia Batasi Pengiriman Bantuan ke Suriah Digagalkan

Jutaan warga sipil Suriah bergantung pada bantuan kemanusiaan yang dikirim dari Turki

Rep: Dwina Agustin/ Red: Christiyaningsih
Truk bantuan kemanusiaan untuk Idlib, Suriah. Jutaan warga sipil Suriah bergantung pada bantuan kemanusiaan yang dikirim dari Turki. Ilustrasi.
Foto: Anadolu Agency
Truk bantuan kemanusiaan untuk Idlib, Suriah. Jutaan warga sipil Suriah bergantung pada bantuan kemanusiaan yang dikirim dari Turki. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Rusia gagal dalam upaya untuk memotong akses bantuan ke Suriah dari Turki untuk kedua kalinya di Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB), Kamis (9/7). Badan ini tinggal mengambil suara untuk memperpanjang persetujuan  pengiriman bantuan lintas-batas sebelum berakhir pada Jumat (10/7).

Dewan beranggotakan 15 negara ini telah terpecah dalam masalah perpanjang bantuan lintas batas tersebut. Sebagian besar anggotanya diadu melawan kekuatan veto sekutu Suriah, Rusia dan China, yang ingin mengurangi jumlah penyeberangan perbatasan untuk pengiriman bantuan ke Suriah dari Turki.

Baca Juga

PBB mengatakan jutaan warga sipil Suriah bergantung pada bantuan kemanusiaan yang dikirim dari Turki. "Operasi lintas batas ke NW (barat laut) Suriah adalah jalur vital," ujar wakil wakil koordinator kemanusiaan regional untuk krisis Suriah, Mark Cutts, yang menekankan pentingnya DK PBB memperluas resolusi lintas-batas.

Selama enam tahun, DK PBB setiap tahun mengizinkan pengiriman bantuan ke Suriah dari empat perlintasan perbatasan, dua di Turki, satu di Yordania, dan satu di Irak. Pada Januari, operasi bantuan berlanjut selama enam bulan, tetapi menanggalkan perlintasan di Irak dan Yordania karena usul Rusia dan China.

Setelah perpanjangan itu, anggota DK PBB kembali membahas perpanjang pos lintas batas di Turki selama setahun, tetapi Rusia dan China memveto upaya itu. Dalam penghitungan suara, 13 anggota mendukung resolusi yang dirancang oleh Jerman dan Belgia untuk tetap melanjutkan bantuan. Sedangkan usulan Rusia yang hanya memberikan satu penyeberangan untuk enam bulan, hanya mendapatkan empat suara setuju pada Rabu (8/7).

Jerman dan Belgia kini telah mengajukan kompromi yang akan mengizinkan dua penyeberangan di Turki selama enam bulan. Rusia mengajukan amandemen untuk memotongnya menjadi satu persimpangan saja. DK PBB menolak usulan dari Rusia dan akan memilih kompromi usulan Jerman dan Belgia.

Hasil akhir dari resolusi akan diumumkan pada Jumat. Jika resolusi tidak diperbarui oleh anggota DK PBB, maka operasi bantuan lintas batas akan berakhir.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement