Jumat 10 Jul 2020 18:40 WIB

Soal Pneumonia, Kazakhstan: Media China Buat Berita Palsu

Kazakhstan bantah peringatan wabah Pneumonia yang lebih mematikan dari Covid-19.

Bakteri Streptococcus pneumoniae.
Foto: En.wikipedia.org
Bakteri Streptococcus pneumoniae.

REPUBLIKA.CO.ID, SHANGHAI -- Kazakhstan menyebut, pada Jumat, bahwa peringatan Kedubes China soal wabah pneumonia yang lebih mematikan dari Covid-19 di negara Asia Tengah itu tidak benar. Kementerian Kesehatan Kazakhstan, Jumat, menyebut laporan-laporan media China yang berdasarkan pernyataan Kedubes China sebagai "berita palsu".

Kemenkes mengatakan penghitungan infeksi pneumonia bakteri, jamur, dan virus, termasuk kasus-kasus dengan penyebab yang belum diketahui sejalan dengan pedoman Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). "Informasi yang dipublikasikan oleh sejumlah media China terkait pneumonia jenis baru di Kazakhstan itu salah," kata Kemenkes.

Baca Juga

Kazakhstan yang memberlakukan karantina wilayah (lockdown) kedua pada pekan ini guna mengendalikan penyebaran pandemi, melaporkan hampir 55 ribu kasus Covid-19, termasuk 264 kematian. Jumlah kasus-kasus baru meningkat pada Kamis dengan angka harian tertinggi 1.962.

Pada Selasa, kantor berita negara Kazinform mengatakan jumlah kasus pneumonia meningkat 2,2 kali lipat pada Juni dibandingkan dengan periode yang sama pada 2019.

Dalam pernyataannya, Kedubes China mengatakan pneumonia di Kazakhstan telah membunuh 1.772 jiwa pada enam bulan pertama tahun ini, dengan 628 kematian pada Juni, yang mencakup warga negara China. "Tingkat kematian penyakit ini jauh lebih tinggi dibandingkan dengan pneumonia yang disebabkan oleh virus Corona jenis baru," katanya.

Pada Kamis malam, melalui akun WeChat, Kedubes China menandai "peningkatan signifikan" dalam kasus-kasus di Kota Atyrau, Aktobe, dan Shymkent sejak pertengahan Juni. Belum dapat dipastikan apakah pneumonia yang disebut disebabkan oleh virus berhubungan dengan virus corona atau strain yang lain.

Kementerian Kesehatan Kazakhstan dan institusi kesehatan lain melakukan "studi banding", namun belum ada kesimpulan yang dibuat, kata Kedubes lagi.

Tabloid The Global Times yang dioperasikan oleh China's People Daily mengatakan Kementerian Luar Negeri Kazakhstan "tidak merespons pertanyaan-pertanyaan terkait peringatan Kedubes China".

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement