Jumat 10 Jul 2020 23:23 WIB

Amerika Serikat Puji Indonesia Respons 99 Pengungsi Rohingya

Indonesia mengapresiasi langkah sigap Indonesia tangani pengungsi Rohingya.

Sejumlah pengungsi etnis Rohingya duduk di dalam bus saat tiba di tempat penampungan yang baru di Balai Latihan Kerja (BLK) Desa Mee Kandang, Lhokseumawe, Aceh, Jumat (10/7/2020).
Foto: ANTARA /RAHMAD
Sejumlah pengungsi etnis Rohingya duduk di dalam bus saat tiba di tempat penampungan yang baru di Balai Latihan Kerja (BLK) Desa Mee Kandang, Lhokseumawe, Aceh, Jumat (10/7/2020).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Amerika Serikat (AS) memuji pemerintah Indonesia dan otoritas setempat di Aceh atas respons mereka terkait kedatangan 99 pengungsi Rohingya pada 24 Juni 2020.

“Kami menghargai tindakan kemanusiaan Indonesia sehubungan dengan populasi rentan ini dan karena telah berperan sebagai pemimpin di dalam ASEAN terkait isu yang mendesak ini,” ujar Juru Bicara Departemen Luar Negeri AS Morgan Ortagus dalam keterangan tertulis Kedubes AS di Jakarta, Jumat (10/7).

Baca Juga

Respons Indonesia terhadap pengungsi Rohingya menjadi contoh kuat bagi negara-negara di kawasan dan seluruh komunitas internasional. AS juga mengakui koordinasi erat antara Indonesia dengan Badan PBB untuk urusan pengungsi (UNHCR) serta Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM).

AS mendorong pembagian tanggung jawab dan kerja sama regional dalam operasi pencarian dan penyelamatan, serta pendaratan yang aman dan manusiawi bagi para pengungsi yang paling rentan yang tiba di pantai negara-negara ASEAN, terutama selama masa pandemi.

 

“Pada saat yang bersamaan, kami sangat terusik akan laporan bahwa militer Myanmar telah melakukan tindakan ofensif di Kota Rathedaung, negara bagian Rakhine, yang tampaknya telah mengakibatkan ribuan orang terlantar, termasuk etnis Rakhine dan Rohingya,” kata Ortagus.

AS telah menyatakan keprihatinan mendalam terkait peningkatan aksi kekerasan antara militer Myanmar dan Tentara Arakan serta dampaknya terhadap masyarakat setempat.

“Kami menegaskan seruan kami sebelumnya tentang penghentian pertempuran, dialog damai, dan upaya baru untuk melindungi komunitas setempat, serta akses untuk organisasi kemanusiaan,” kata Ortagus.   

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement