Ahad 12 Jul 2020 19:00 WIB

Keutamaan 9 Hari Puasa Sunnah pada Bulan Dzulhijjah

Hari pertama Dzulhijjah adalah hari di mana Allah mengampuni Nabi Adam AS.

Rep: Febryan A/ Red: Muhammad Fakhruddin
Keutamaan 9 Hari Puasa Sunnah pada Bulan Dzulhijjah. (ilustrasi)
Foto: republika/mgrol101
Keutamaan 9 Hari Puasa Sunnah pada Bulan Dzulhijjah. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Tanggal 1 Dzuilhijjah akan tiba sekitar 10 hari lagi atau pada 22 Juli 2020. Pada sembilan hari pertama bulan tersebut, umat Islam disunahkan berpuasa.

Rasulullah SAW memang menganjurkan umatnya untuk banyak beramal saleh pada bulan Dzulhijjah. Sebab pahalanya sebanding dengan orang yang mati syahid di medan perang.

Diriwayatkan oleh Ibnu 'Abbas r.a bahwa Rasulullah bersabda: "Tidak ada hari-hari yang amal salehnya paling disukai oleh Allah SWT daripada hari-hari ini, yaitu sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah.

Bertanya para sahabat. 'Sekalipun jihad fi sabilillah, wahai Rasulullah?' Rasulullah menjawab, 'Sekalipun jihad fi sabililah, kecuali seorang yang keluar (jihad fi sabilillah) dengan dirinya dan hartanya kemudian tidak kembali."

 

Berikut puasa yang disunahkan pada Dzulhijjah:

Pertama, Puasa 1-7 Dzulhijjah. Keutamaan puasa pada tujuh hari pertama Dzulhijah ini pernah disabdakan Rasulullah sebagaimana diriwayatkan Ibn 'Abbas r.a (Al-Ghazali dkk, 2004:131).

Hari pertama Dzulhijjah adalah hari di mana Allah mengampuni Nabi Adam AS. Barang siapa yang berpuasa pada hari itu, maka Allah akan mengampuni segala dosanya.

Hari kedua Dzulhijjah ialah hari di mana Allah mengabulkan doa Nabi Yunus AS dengan mengeluarkannya dari mulut ikan. Siapa yang berpuasa pada hari itu seakan-akan dia telah beribadah selama setahun penuh tanpa disertai kemaksiatan sekejap mata sekalipun.

Hari ketiga ialah hari dikabulkannya doa Nabi Zakaria AS. Barang siapa yang berpuasa pada hari itu, Allah akan mengabulkan doanya.

Hari keempat ialah hari kelahiran Nabi Isa AS. Barang siapa yang berpuasa pada hari itu, akan diselamatkan dari kesengsaraan dan kemiskinan.

Hari kelima ialah hari kelahiran Nabi Musa AS. Barangsiapa yang berpuasa pada hari itu, akan terbebas dari kemunfikan dan siksa kubur.

Hari keenam ialah hari Allah membuka pintu kebajikan bagi para Nabi-Nya. Barang siapa yang berpuasa pada hari itu, Allah akan memandangnya dengan pandangan rahmat dan tidak akan disisihkan.

Hari ketujuh ialah hari ditutupnya pintu-pintu jahanam dan tidak akan dibuka kembali sebelum hari yang kesepuluh. Barang siapa yang berpuasa pada hari itu, Allah akan menutup 30 pintu kesusahannya dan kesukaran serta membuka 30 pintu kesenangan dan kemudahan.

Kedua, Puasa Tarwiyah. Pelaksanaannya pada hari kedelapan Dzulhijjah. Masih mengutip sabda Rasulullah sebelumnya, barang siapa yang melaksanakan puasa ini, besaran pahalanya hanya diketahui oleh Allah SWT.

"Puasa Tarwiyah dan 'Arafah merupakan puasa untuk memperingati kisah ketaatan Nabi Ibrahim AS saat beliau bermimpi menyembelih anaknya, Nabi Ismail AS," demikian ditulis Nur Solikin dalam Buku Pintar Puasa Wajib & Sunnah (2018:82).

Ketiga, Puasa Arafah. Puasa yang dilaksanakan pada hari kesembilan Dzulhijjah ini disunahkan bagi yang tidak sedang melaksanakan ibadah haji. "Puasa hari Arafah itu menghapus dosa-dosa dua tahun; setahun yang silam dan setahun yang akan datang, dan puasa hari Asyura itu menghapus dosa setahun sebelumnya." (HR. Muslim).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement