Ahad 12 Jul 2020 21:23 WIB

CanSino China Bahas Uji Coba Tahap III Vaksin Covid-19

Calon vaksin CanSino tertinggal oleh calon-calon vaksin lainnya dalam hal kemajuan.

Uji coba vaksin Covid-19 (ilustrasi). Pengembang vaksin asal China CanSino Biologics sedang membahas peluncuran uji coba Tahap III vaksin eksperimental Covid-19 miliknya dengan Rusia, Brazil, Chile, dan Arab Saudi.
Foto: Umarul Faruq/ANTARA FOTO
Uji coba vaksin Covid-19 (ilustrasi). Pengembang vaksin asal China CanSino Biologics sedang membahas peluncuran uji coba Tahap III vaksin eksperimental Covid-19 miliknya dengan Rusia, Brazil, Chile, dan Arab Saudi.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Pengembang vaksin asal China CanSino Biologics sedang membahas peluncuran uji coba Tahap III vaksin eksperimental Covid-19 miliknya dengan Rusia, Brazil, Chile, dan Arab Saudi, kata salah satu pendiri perusahaan itu, Sabtu (11/7).

Keberhasilan China mengurangi infeksi Covid-19 memperumit CanSino untuk melakukan uji coba vaksin skala besar. Sejauh ini hanya sedikit negara yang setuju untuk bekerja sama dengan CanSino. "Kami sedang mengontak Rusia, Brazil, Chile dan Arab Saudi (untuk uji coba Tahap III) dan masih dalam pembahasan," kata direktur eksekutif sekaligus pendiri CanSino, Qiu Dongxu, saat konferensi soal pengembangan obat antivirus di Suzhou, China timur seperti dilansir Reuters.

Baca Juga

Qiu mengatakan, uji coba Tahap III sepertinya akan dimulai "segera" dan perusahaan berencana melibatkan 40 ribu partisipan. Calon vaksin Covid-19 buatannya, Ad5-nCov, menjadi yang pertama di China yang beralih ke uji klinis manusia pada Maret, tapi tertinggal oleh calon-calon vaksin lainnya dalam hal kemajuan. Dua vaksin eksperimental yang dikembangkan oleh Sinovac Biotech dan unit China National Pharmaceutical Group (Sinopharm) sudah disetujui untuk dilakukan uji coba Tahap III.

Qiu mengatakan uji coba Tahap II, yang melibatkan 508 orang, menunjukkan hasil "yang jauh lebih baik" dari Tahap I terkait keamanan dan kemampuan untuk memicu respons imun. Ia tidak menyebutkan bukti spesifik.

Menurutnya, pabrik baru yang sedang dibangun di China akan memungkinkan pihaknya memproduksi 100-200 juta dosis vaksin Covid-19 per tahun pada awal 2021. Militer China, yang unit penelitiannya ikut mengembangkan calon vaksin, menyetujui penggunaan di kalangan militer bulan lalu, sementara dua injeksi eksperimental Sinopharm diberikan kepada pekerja di perusahaan milik negara yang melakukan perjalanan ke luar negeri.

Belum ada vaksin yang disetujui untuk melawan Covid-19, penyakit pernapasan yang disebabkan oleh virus corona baru, SARS Cov-2, yang menelan lebih dari setengah juta korban jiwa secara global.

 

sumber : ANTARA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement