Selasa 14 Jul 2020 13:08 WIB

Padang Pariaman, Koridor Harimau Sumatera

Kawasan koridor satwa liar memang berdekatan dengan permukiman warga.

Rep: Febrian Fachri/ Red: Andi Nur Aminah
Seekor harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae)  berada dalam perangkap Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Barat setelah disuntik obat bius di Korong Surantiah Koto Buruak, Nagari Lubuk Alung, Kecamatan Lubuk Alung, Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat, Senin (13/7/2020). Satwa langka tersebut terindikasi memangsa ternak warga yang diketahui melalui kamera trap Balai Konservasi Sumber Daya Alam resort II Padang Pariaman di kawasan yang berdekatan dengan permukiman warga.
Foto: ANTARA/Muhammad Arif Pribadi
Seekor harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae) berada dalam perangkap Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Barat setelah disuntik obat bius di Korong Surantiah Koto Buruak, Nagari Lubuk Alung, Kecamatan Lubuk Alung, Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat, Senin (13/7/2020). Satwa langka tersebut terindikasi memangsa ternak warga yang diketahui melalui kamera trap Balai Konservasi Sumber Daya Alam resort II Padang Pariaman di kawasan yang berdekatan dengan permukiman warga.

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG PARIAMAN -- Kepala Seksi Konservasi Wilayah II BKSDA Sumbar Eka Damayanti mengatakan Kabupaten Padang Pariaman termasuk salah satu koridor satwa. Menurut Eka, tidak mengherankan bila kerap ada kemunculan satwa liar seperti harimau seperti yang terjadi di Korong Surantih Koto Buruak, Nagari Lubuk Alung, Kecamatan Lubuk Alung beberapa hari lalu.

"Ini memang ini salah satu koridor harimau, terbentang dari Sumatra Utara sampai Lampung bukit barisan selatan. Kalau dilihat dari fungsinya, di sini ada fungsi hutan lindung dengan suaka margasatwa," kata Eka, Selasa (14/7).

Baca Juga

BKSDA kemarin berhasil memperangkap seekor Harimau Sumatra di Korong Surantih Koto Buruak, Nagari Lubuk Alung, Kecamatan Lubuk Alung setelah meresahkan warga karena menerkam tujuh ekor kambing ternak. Eka menyebut kawasan koridor satwa liar memang berdekatan dengan permukiman warga. Dan memang banyak daerah yang dulunya merupakan hutan sekarang sudah menjadi lahan terbuka. Sehingga begitu ada kemunculan satwa akan terjadi konflik dengan warga.

"Banyak masyarakat yang bermukim atau beraktivitas di daerah tersebut. Ketika muncul satwa maka terjadi konflik. Di sini, sudah area kawasan permukiman," ucap Eka.

BKSDA mengevakuasi seekor harimau Sumatera yang diduga masih berusia remaja tersebut setelah sekitar lima jam berada di dalam perangkap. Saat ini harimau tersebut berada di Kantor BKSDA Sumbar di Kota Padang untuk identifikasi dan pengecekan kesehatan.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement