Selasa 14 Jul 2020 15:36 WIB

Pemotretan Sensual Vogue Arabia di Al Ula Madinah Dikecam

Pemotretan para model itu dinilai sejumlah pihak tidak senonoh.

Rep: Kiki Sakinah/ Red: Ani Nursalikah
Pemotretan Sensual Vogue Arabia di Al Ula Madinah Dikecam. Ilustrasi
Foto: BBC
Pemotretan Sensual Vogue Arabia di Al Ula Madinah Dikecam. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, MADINAH -- Pemotretan kontroversial dari para supermodel internasional yang dilakukan di dalam situs bersejarah Al-Ula di provinsi Madinah, Arab Saudi, menuai kemarahan dan protes. Arab Saudi diketahui memberikan izin kepada majalah Vogue Arabia melakukan sesi pemotretan di situs bersejarah di Madinah tersebut. Vogue Arabia merupakan edisi Arab dari majalah mode yang berbasis di Amerika Serikat (AS). Seri pemotretan berjudul "24 jam di Al Ula" tersebut dirilis pada Selasa (7/7).

Namun demikian, pemotretan para model itu dinilai sejumlah pihak tidak senonoh. Dalam sesi pemotretan itu, label Monot yang berbasis di New York itu menampilkan bintang catwalk seperti Kate Moss, Mariacarla Boscono, Candice Swanepoel, Jourdan Dunn, Amber Valletta, Xiao Wen dan Alek Wek.

Baca Juga

Mereka mengenakan gaun hitam dan putih ketat berbahan ringan (flowy) dengan belahan paha tinggi, dan berjalan serta menari di sekitar situs budaya dan warisan sejarah Arab Saudi tersebut. Kampanye pemotretan itu diarahkan oleh desainer Lebanon Eli Mizrahi.

Sementara itu, pihak berwenang Arab Saudi memberikan izin pemotretan itu sebagai bagian dari serangkaian reformasi yang dilakukan oleh Putra Mahkota Mohammed bin Salman. Namun, banyak kalangan yang menilai reformasi itu dangkal dan mengabaikan pelanggaran HAM berat.

Di sisi lain, Arab Saudi telah menghapus beberapa pembatasan pada wanita selama tahun lalu. Hal itu termasuk memungkinkan wanita bepergian dan mengendarai mobil. Namun, para analis mengatakan, wali laki-laki sebagian besar memegang kendali atas kehidupan kerabat perempuannya.

Para kritikus justru menuduh langkah-langkah reformasi yang dilakukan Arab Saudi bagian dari sandiwara untuk menghadirkan Arab Saudi sebagai kerajaan yang modern dan reformis. Mereka menyebut demikian lantaran Arab  Saudi sendiri kerap memenjarakan para aktivis hak-hak.

Pemotretan para model di Al Ula itu pun turut menuai kecaman dan kegemparan di kalangan umat Islam. Pemotretan dengan pakaian tidak pantas itu dilakukan di kota suci Madinah, yang juga merupakan rumah bagi situs tersuci kedua dalam Islam, yakni Masjid Nabawi.

Banyak yang menyuarakan kritikan itu melalui jejaring Twitter. Mereka menyebut Kerajaan bersikap munafik, dalam upaya belakangan ini untuk tampil lebih liberal dengan diizinkannya pemotretan majalah Vogue. Sementara di sisi lain, banyak aktivis HAM perempuan yang dipenjara.

Salah seorang pengguna Twitter menuliskan, "Arab Saudi mengesahkan pemotretan tidak senonoh oleh Vogue Arabia di provinsi Madinah, sementara mereka menahan para aktivis hak-hak perempuan, termasuk Loujain al-Hathloul, yang berkampanye menentang larangan mengemudi perempuan."

Pengguna akun lainnya di Twitter juga menyuarakan kritikan terhadap langkah Arab Saudi tersebut. Pengguna tersebut juga berpikir kemungkinan ada kejutan lain yang kontroversial ke depannya di negara itu.

"#SaudiArabia memungkinkan pemotretan Vogue yang tidak pantas dari supermodel internasional di situs bersejarah Al-Ula di provinsi Madinah. Ini adalah pemotretan setengah telanjang dan provokatif secara seksual. Tidak tahu berapa banyak kejutan yang diberikan Arab Saudi di masa depan," kata pengguna lain, seperti dilansir di The New Arab, Selasa (14/7).

Al-Ula adalah situs yang termasuk Warisan Dunia UNESCO. Situs ini dikenal sebagai 'museum udara terbuka terbesar di dunia', yang terdiri dari struktur batu berukir yang mirip dengan Petra di Yordania.

https://english.alaraby.co.uk/english/news/2020/7/13/outrage-after-vogue-arabia-films-raunchy-photoshoot-in-medina

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement