Kamis 16 Jul 2020 08:24 WIB

Jenderal AS Peringatkan Hizbullah Agar tak Serang Israel

Hizbullah dinilai akan melakukan kesalahan besar jika berani serang Israel.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Teguh Firmansyah
Tentara Lebanon berjaga-jaga ketika para pendukung Hizbullah meneriakkan slogan-slogan selama protes menentang kunjungan Komandan Komando Pusat Angkatan Darat AS, Kenneth Franklin McKenzie ke Lebanon di jalan raya bandara internasional Rafic Hariri di Beirut, Lebanon, 08 Juli 2020.
Foto: EPA-EFE/WAEL HAMZEH
Tentara Lebanon berjaga-jaga ketika para pendukung Hizbullah meneriakkan slogan-slogan selama protes menentang kunjungan Komandan Komando Pusat Angkatan Darat AS, Kenneth Franklin McKenzie ke Lebanon di jalan raya bandara internasional Rafic Hariri di Beirut, Lebanon, 08 Juli 2020.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Kepala Komando Sentral AS yang merupakan komando pentagon untuk Timur Tengah, Jenderal Kenneth McKenzie memberi peringatan kepada kelompok politik dan militan Lebanon Hizbullah untuk tidak melakukan penyerangan terhadap Israel. Menurutnya, jika itu terjadi maka Hizbullah telah membuat kesalahan besar.

"Saya pikir itu akan menjadi kesalahan besar bagi Hizbullah bila mencoba melakukan operasi melawan Israel. Saya tidak bisa melihat akhir yang baik (jika itu dilakukan)," kata McKenzie memperingatkan, berbicara kepada wartawan di Lebanon selama tur regional seperti dilansir dari Sputnik, Kamis (16/7).

Baca Juga

Kunjungan Jenderal McKenzie di Libanon adalah bagian dari perjalanan ke Arab Saudi, Irak, Bahrain, Yordania, Qatar, Kuwait, dan pos-pos AS di Suriah. Kedatangannya disambut dengan protes di Beirut, dengan beberapa demonstran mengibarkan bendera Hizbullah dan menuduh AS ikut campur dalam urusan internal Libanon.

Pekan lalu, pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah menegaskan kembali bahwa organisasinya tidak akan berpangku tangan jika Israel melanjutkan rencananya untuk menerapkan kedaulatan ke sejumlah besar wilayah Palestina. Dia memperingatkan Israel bahwa Hizbullah siap melakukan apa saja untuk memblokir dan mencegah rencana aneksasi.

Nasrallah juga menuding Washington bertindak seperti penjajah. Dia menuduh Duta Besar AS Dorothy Shea secara terbuka ikut campur urusan Lebanon dan mendorong ke arah pertikaian, hasutan, dan perselisihan sipil.

Hizbullah dan militer Israel telah bentrok berulang kali sejak kelompok itu didirikan pada pertengahan 1980. Hizbullah bertempur di Lebanon selatan antara 1985 dan 2000, dan selama Perang Libanon 2006, ketika pasukan Israel menyerbu Lebanon selatan setelah penculikan oleh Hizbullah terhadap dua tentara Israel berikut konflik perbatasan.

Perang 34 hari itu merenggut nyawa 121 tentara Israel dan sekitar 250 milisi Hizbullah, serta lebih dari 1.100 warga sipil Lebanon. Kedua belah pihak mengklaim kemenangan. Perang antarkeduanya berhenti setelah intervensi oleh PBB.

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement